7 Mitos Gunung Kerinci dari Uhang Pandak Sampai Naga Raksasa
Sebelum mereka, seorang zoologi asal Belanda, Van Heerwarden, pernah melakukan penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat pada 1923 silam.
Menurut kesaksiannya, Uhang Pandak memiliki perawakan layaknya anak usia 3-4 tahun, tetapi memiliki wajah tua. Mereka memiliki rambut hitam sebahu dengan tubuh dipenuhi bulu.
Dari pengakuannya, Uhang Pandak bukanlah termasuk spesies primata. Sampai sekarang, masih belum dipastikan makhluk jenis apa orang pendek Gunung Kerinci ini.
Hantu Gendong
Keberadaan makhluk ini katanya menyusahkan para pendaki tiap kali turun gunung. Hal ini karena hantu gendong akan menaiki tas yang dibawa pendaki sehingga terasa berat.
Keberadaan makhluk tak kasat mata ini diyakini nyata karena beberapa pendaki mengatakan jika mereka merasa tas yang dibawa terasa sangat berat. Padahal, beban di dalamnya tergolong ringan atau tidak ada sama sekali.
Apabila sudah “digendongi” makhluk ini, para pendaki harus meminta maaf kepada hantu gendong dengan alasan tidak dapat mengantarnya keluar. Sebab, jika tidak meminta maaf, beban tas akan terasa semakin berat serta berpotensi menyebabkan si pendaki tertinggal dan bahkan hilang.
Naga Raksasa
Selain orang pendek dan hantu, masyarakat setempat juga meyakini bahwa ada sesosok naga raksasa yang mendiami kawasan Gunung Kerinci. Alkisah, hiduplah sepasang saudara kembar yatim piatu bernama Calungga (kakak) dan Calupat (adik).
Suatu hari, Calungga berburu sendiri ke hutan. Dalam perburuannya, ia menemukan sebutir telur besar. Tanpa memberitahu kembarannya, Calungga memakan telur tersebut.