Headline

“Ayo Belanja di Warung Tetangga”, Cara BZ- WIN Bangkitkan UMKM dan Ciptakan Kerukunan

Foto: Oktaria Saputra Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perhimpunan Gerakan Nusantara Raya (DPP PGNR)

Selain itu, juga memiliki dampak psiko-sosial, yaitu menimbulkan keakraban sesama tetangga, lebih rukun, solid, dan bisa menjadi awal yang baik untuk menumbuhkan kerjasama masyarakat di lingkungan tempat tinggal.

“Kalau kita contohkan di kota-kota besar, bahkan rumah yang bersebelahan pun bisa tidak saling kenal, pagarnya ditutup rapat. Di Lahat jangan seperti itu, salah satu cara positif yang bisa kita lakukan adalah dengan berbelanja di warung tetangga,”bebernya.

Di lain sisi, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mengungkapkan, saat ini gerai Alfamart dan Indomaret di Indonesia terus bertambah dan menyebar luas di berbagai daerah, mulai dari kota-kota besar hingga ke wilayah pedesaan.

Menurutnya pertumbuhan pesat kedua jaringan ritel modern ini menjadikan mereka sebagai kekuatan utama dalam industri ritel.

Namun, peningkatan jumlah tersebut juga menimbulkan kekhawatiran karena berpotensi menggeser peran UMKM dan toko kelontong lokal yang kesulitan untuk bersaing dengan skala dan kekuatan modal yang dimiliki oleh ritel besar tersebut.

Hegemoni yang mengarah pada penguatan kekayaan personal seperti ini harus dibatasi, demi tercapainya keadilan sosial.

Optimisme dan kepedulian terhadap UMKM perlu dibangun melalui kebijakan dan kebijaksanaan yang diambil oleh Bupati BZ.

“Kita kesulitan mendorong masyarakat berbelanja kepada tetangga apabila swalayan seperti Indomaret dan Alfamart masih berdiri,”jelasnya.

“Pada intinya, Bapak Bursah Zarnubi selaku Bupati Lahat perlu mendorong pembuatan Peraturan Daerah Kabupaten Lahat untuk membatasi izin usaha Indomaret dan Alfamart, serta melakukan himbauan kepada masyarakatnya untuk berbelanja kebutuhan rumah ke warung tradisional atau toko kelontong,”sambungnya.

Tutup
Exit mobile version