SITUBONDO – Dana BPOPP dari Pemerintah Provensi Jawa Timur yang tersalurkan ke SMKN 1 Situbondo munuai persoalan. Mulai dari, nominal yang tersalurkan hingga ada dugaan kuat pemotongan dana yang relatif nominalnya kepada penerima manfaat, yakni sejumlah PTT atau GTT di Sekolahnya.
Dana tersebut, disalurkan ke Pegawai Tidak Tetap (PTT) atau Guru Tidak Tetap (GTT) sejumlah kurang lebih 26 orang. Namun, pada saat pencairan yang masuk melalui rekeningnya masing-masing sebesar nominal Rp. 900 – tersebut, itu harus segera dikembalikan ke TU Sekolah, lalu diberikan kembali tunai sebesar Rp. 350 -, dan Rp. 400 -.
Kuat dugaan ada pemotongan dana kurang lebih Rp. 500 -, anehnya lagi hal itu dianggap sebuah kometmen yang harus disepakati bersama. Tapi, banyak PTT yang mengeluh karena haknya tidak diberikan sepenuhnya.
Nestapa PTT atau GTT yang keberatan, dirinya harus menerima dengan lapang dada. Sebab, ditengarai ada pengancaman dari pihak sekolah untuk tidak memberikan informasi kepada siapapun, bilamana ada yang membocorkan data tersebut, tidak segan-segan pihak sekolah akan memberhentikan PTT atau GTT disatuannya.
Untuk Diketahui, dana BPOPP merupakan program pendidikan gratis dan berkualitas (TisTas). Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP) merupakan program bantuan penunjang yang sangat bergantung pada kebijakan Gubernur.
Kepala Sekolah SMKN 1 Situbondo Susiana ketika dikonfirmasi oleh awak media diruang kantornya mengatakan bahwa, ”Mohon maaf mas, saya tidak bisa memberikan informasi terkait dana BOS dan BPOPP kepada siapapun, sebab saya punya atasan dan sudah melaporkan tentang itu, silahkan sampean tanya sendiri kepada narasumber sampean, ” cetusnya.
Kata dia, terkait penggunaan dana tersebut sudah dilaporkan kepada atasannya, kalau misalkan mau tanya soal penggunaannya, ia menyarankan untuk segara bertanya ke atasannya yakni BPKAD, dirinya memilih No Comment tentang itu. Karena, anggap media tidak pantas menanyakan dana BOS maupun BPOPP.
Pemotongan Dana BPOPP tersebut, dibenarkan oleh salah satu Guru yang tidak mau disebut namanya, Ia mengatakan, yang mendapatkan dana tersebut hanya PTT yang langsung masuk kerekening pribadinya sejumlah Rp.900 ribu.
“Sebetulnya itu bukan pemotongan melainkan dikembalikan lagi, dikembalikannyapun 100% dikembalikan kesekolah. Jadi setelah masuk ke rekening pribadi, kemudian setelah itu uang yang sudah masuk ditarik kembali dan di setorkan kesekolah,” Rabu, (04/09/23).
Ia mengungkapkan, uang tersebut langsung di setorkan ke TU bendahara sekolah, setelah uang sudah di setorkan ada sebagian dikembalikan namun hanya Rp.350 ribu dan Rp.500 ribu, tapi juga ada yang tidak dikembalikan sama sekali.
Saat ditanya sisa uang tersebut dibuat apa, dia mengatakan, “Aaahhh…. Itu dia yang menjadi persoalan, kalau pihak Sekolah alokasi dana tersebut terbuka dan transparan tentunya kita tidak bertanya-tanya,” ucapnya.
Lebih lanjut, kalau soal penerima itu komplain yang jelas kata dia Komplain, sangat keberatan kalau hak penerima di ambil, “Tapi yang jelas saya melihat dari teman-teman PTT ini merasa takut untuk melakukan pelaporan,” ungkapnya.
