KAPUAS, CYRUSTIMES.com – Tim BPK RI bersama Kementerian PPN/Bappenas melaksanakan sampling daerah dan fasilitasi pemeriksaan lapangan pendahuluan kinerja ketahanan pangan di Kabupaten Kapuas, Rabu pagi, (5/11/2025) di Ruang Rapat Rujab Bupati Kapuas.
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan BPK RI dan Bappenas, serta jajaran Pemerintah Kabupaten Kapuas, termasuk sejumlah Kepala Perangkat Daerah.
Pemeriksaan ini merupakan bagian dari evaluasi atas efektivitas perencanaan, pemantauan, dan pelaksanaan program pemenuhan ketersediaan serta keterjangkauan pangan untuk mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional Tahun 2023–2025.
Perwakilan BPK RI, Ikawani Girsang, menjelaskan, pemeriksaan ini bertujuan menilai sejauh mana program ketahanan pangan di daerah berjalan efektif, termasuk koordinasi antara pemerintah daerah, kementerian, dan lembaga terkait.
“Lingkup pembahasan mencakup kebijakan, perencanaan, serta evaluasi program ketahanan pangan, dan peran pemerintah daerah dalam mendukung Food Estate atau Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP),” ujar Ikawani.
Sementara itu, Kepala Bapperida Kapuas Ahmad M. Saribi memaparkan bahwa perekonomian Kabupaten Kapuas menunjukkan tren positif pascapandemi.
“Pada 2024, laju pertumbuhan ekonomi daerah mencapai 4,95 persen, lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Kalimantan Tengah, meski masih di bawah tingkat nasional,” katanya.
Menurutnya, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih menjadi tulang punggung ekonomi daerah. Pemkab Kapuas telah menetapkan visi jangka panjang melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025–2045 bertema ‘Kapuas Sejahtera 2045: Maju, Unggul, Mandiri, dan Berkelanjutan’.
Dari sisi konsumsi pangan, Kepala DKPP Vitrianson menjelaskan, pola konsumsi masyarakat Kapuas tergolong baik, meski sedikit di bawah standar nasional. “Komoditas utama konsumsi masyarakat meliputi padi-padian, pangan hewani, minyak dan lemak, serta gula, dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) mencapai 87,4,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Edi Dese menambahkan, sejak 2020 Kabupaten Kapuas menjadi salah satu daerah pelaksana Program Strategis Nasional di bidang ketahanan pangan melalui pengembangan kawasan Food Estate yang kini dikenal sebagai Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP).
“Program ini diarahkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan,” ujarnya. “Kabupaten Kapuas memiliki dua karakteristik lahan utama: wilayah pasang surut di 12 kecamatan dan non-pasang surut di 5 kecamatan.”
Edi mengatakan untuk lahan sawah di Kapuas mencakup lebih dari 45 persen dari total baku sawah di Kalimantan Tengah, dengan kontribusi produksi padi mencapai sekitar 41 persen terhadap total produksi provinsi pada 2024.
Melalui pemeriksaan pendahuluan ini, diharapkan terbangun sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan kedua: yakni Tanpa Kelaparan. (*)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan