Jeritan Penulis

Dahsyatnya Menyatakan Syukur Atas Nikmat dari Sang Pencipta

Ilustrasi Bersyukur

JERITAN PENULIS – Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera atas nama Nazwar, S.Fil.I., M.Phil. membagikan pemikirannya dalam sebuah artikel mengenai arti rasa syukur nikmat seorang hamba kepada sang pencipta.

Syukur adalah diantara jalan bagi hamba Allah meraih ridho-Nya yang telah dilimpahkan nikmat-nikmat. Menjadi hamba yang bersyukur dengan menyatakannya sebagai bentuk lawan kufur nikmat juga terdapat keutamaan dan kelebihan dari sekedar merasakan.

Menyatakan syukur sebagai suatu langkah dari kesadaran akan nikmat yang diberikan Allah kepada hamba berupa kehidupan dapat berupa berbagai bentuk. Sebagai suatu langkah tersendiri, yang merupakan bentuk nyata beruba amal sebagai bentuk pernyataan syukur tersebut.

Perintah Allah untuk menyatakan syukur ini dapat ditemukan pada banyak ayat Al-Qur’an, di antaranya yang paling populer adalah pada surat Ad-Dhuha ayat terakhir (11), berikut lafadz beserta artinya: wa ammaa bini’mati robbika fahaddits” yaitu “Terhadap nikmat Tuhanmu, nyatakanlah (dengan bersyukur).

Sebagai hamba yang senantiasa mengharap ridho-Nya, sepatutnya hamba bersyukur serta menyetakan syukur atas karuniaNya tersebut dengan senantiasa tetap dalam keimanan serta satu-kesatuan dengan amalan-amalan baik terutama pada perasaan, berikutnya berupa perkataan, selanjutnya perbuatan yang terkategori amal salih.

Ternyata menyatakan syukur membawa faedah berupa membawa kebaikan, manfaat serta seiring dengannya diharap berkah menyertainya. Sebagai contoh, ketika seseorang dilimpahkan kebaikan dari Allah, ia mengucapkan syukur Alhamdulillah baik dalam kebersamaan dengan manusia atau sedang dalam keadaan sendiri.

Menyatakan syukur dalam perbuatan juga membawa manfaat berupa melakukan amal salih seperti salat, atau setidaknya, jika ia telah selesai salat atau sedang dalam waktu terlarang (semisal setelah Subuh sebelum terbit matahari atau syuruq, istiwaa’, atau setelah Ashar hingga waktu terbenamnya matahari), sungguh Rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat luas seiring sifat-Nya Yang Maha Luas (“al-waasi'”), seseorang tersebut dapat mengisinya dengan membaca Al-Qur’an.

Menyatakan syukur atas nikmat-nikmat Allah, yang sungguh sebenarnya senantiasa Ia limpahkan akan dirasakan hasil dan dapat disaksikannya sendiri. Menjadi kufur tentu sebaliknya, semata akan merugikan diri sendiri tanpa merugikan Allah sedikit pun, “Shadaqallah!”

Ditulis oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.

Simak Berita Lainnya dari Cyrustimes dengan Mengikuti di Google Berita

Tutup
Exit mobile version