Gas Elpiji 3 Kg di Kapuas Langka, Agen Sulit Dihubungi Hingga Ada Indikasi Penyimpangan
KUALA KAPUAS – Pemerintah Daerah (Pemda) Kapuas Kalimantan Tengah melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM) Kabupaten setempat mengaku sulit menghubungi pihak Agen terkait kelangkaan stok Gas Elpiji 3 Kg Bersubsidi.
Pengakuan tersebut diutarakan Kepala Bidang Disperindagkop-UKM Kapuas, Anita melalui salah satu stafnya bernama, Hans Rede saat diwawancara usai turun ke lapangan melakukan inspeksi mendadak (sidak).
“Kami sudah beberapa hari kelapangan, berdasarkan informasi yang kami dapati dilapangan, karena Agen ini rata rata berada di posisi Banjarmasin. Kami datang kesana hanya ada beberapa Agen yang ada, itupun tidak ditempat (pemiliknya), jadi kami belum bisa memastikan kekuatan informasi yang diperoleh dari kami, sementara saat dihubungi mereka susah pak, ini kendalanya,” kata Hans.
Namun, Disperindagkop-UKM Kapuas berusaha mendapatkan informasi dari beberapa karyawan Agen Gas Elpiji 3 Kg bersubsidi yang sedang berjaga.
“Kami temui hanya ada dua Agen yang buka di Kuala Kapuas, ada pengakuan salah satu admin diinformasikan kalau pembagian shift normal-normal saja, mereka beralasan mungkin ada permainan di pangkalan,” jelasnya.
Pihaknya juga mendatangi beberapa pangkalan Gas Elpiji bersubsidi usai mendapatkan informasi dari staf admin Agen tersebut.
“Dari pihak pangkalan mengaku mendapat kesulitan juga, karena warga menyerbu, pihak pangkalan ini tidak tau dari warga mana, masyarakat mana yang datang, ada yang sudah jauh datang, dan alasannya gas disana kosong juga, jadi kami kasian, itu alasan mereka pak,” ujarnya.
Disperindagkop-UKM Kapuas juga menyatakan bahwa pihaknya belum melakukan investigasi secara mendalam terhadap seluruh Agen yang ada di Kuala Kapuas.
“Ada tujuh agen di Kapuas, tapi tersebar gak cuma di Kuala Kapuas, Agen-Agen ini juga pembagian ke daerah Hulu,” sebutnya.
Hans menambahkan, banyaknya alasan dari pihak Agen maupun Pangkalan Gas Elpiji 3 Kg bersubsidi, membuat dirinya menduga adanya penyimpangan dalam proses penyaluran Elpiji.
“Mereka tertutup, ya itulah mereka pengusaha, kami tanya datanya, mereka alasan gak ada. Padahal kalau kuotanya kurang, bisa minta ditambah. Tapi menurut informasi dari Bu Anita saat rapat di Bogor, sebenarnya gak kurang, jadi diperkirakan ada penyimpangan, ini hanya indikasi saja,” pungkasnya.
Simak Berita Lainnya dari Cyrustimes dengan Mengikuti di Google Berita