Generasi ini, yang lahir sekitar tahun 1981 hingga saat ini, mencakup sekitar 40% dari populasi Kabupaten Lahat. Jika mereka tidak dipersiapkan dengan baik, maka akan menghadapi kesulitan besar di masa depan. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus diambil adalah menciptakan lapangan pekerjaan yang luas, agar mereka memiliki peluang untuk mengembangkan diri dan berkontribusi secara positif bagi perekonomian.
Dikatakannya, “masa depan bangsa bergantung pada kemampuan kita untuk mempersiapkan generasi milenial dan generasi berikutnya. Jika kita mampu memberikan mereka peluang dan pengetahuan yang mereka butuhkan, maka kita akan memiliki generasi yang tidak hanya mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, tetapi juga menjadi penggerak utama pembangunan di masa depan”.
Pembangunan dan Kelestarian Lingkungan
Dalam upaya membangun Kabupaten Lahat, Bursah Zarnubi menegaskan komitmennya untuk menjadikan kelestarian lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari setiap proyek pembangunan. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian alam, sebuah prinsip yang kini menjadi isu global dan tak bisa diabaikan.
“Setiap proyek pembangunan harus melalui kajian lingkungan yang matang,” kata Bursah.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pembangunan tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek bagi masyarakat, tetapi juga menjamin keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang.
Bursah Zarnubi juga menekankan pentingnya penerapan konsep ekonomi hijau sebagai landasan dalam pembangunan daerah. Ekonomi hijau adalah pendekatan yang mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan, memastikan bahwa sumber daya alam digunakan secara efisien dan ramah lingkungan.
Melalui ekonomi hijau, pembangunan tidak hanya menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem dan meminimalkan dampak negatif terhadap alam.
“Setiap pembangunan mesti ada AMDAL, ada kajian. Kita harus memikirkan masa depan, di mana pembangunan tidak lagi mengorbankan lingkungan, tetapi harus sejalan dengan prinsip-prinsip green economy,” ujarnya.
Dengan pendekatan ini, Bursah berharap Kabupaten Lahat dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam merajut harmoni antara pembangunan, kesejahteraan ekonomi, dan kelestarian lingkungan, sehingga manfaat yang dihasilkan dapat dirasakan hingga generasi yang akan datang.
Prinsip Meritokrasi
Bursah Zarnubi menegaskan bahwa setiap langkah pembangunan yang ia rencanakan akan dilakukan dengan prinsip meritokrasi, di mana kompetensi dan keahlian menjadi dasar utama dalam pelaksanaan kebijakan. Ia mengkritik pendekatan pembangunan yang selama ini hanya berorientasi pada proyek tanpa memperhatikan aspek keilmuan dan riset yang tepat.
“Pemerintahan harus dipimpin oleh para teknokrat yang benar-benar memahami apa yang harus dikerjakan, bukan sekadar pegawai administratif,” tegasnya.
Dalam mewujudkan pembangunan yang baik, katanya, tidak boleh lagi mengandalkan kontraktor yang hanya berorientasi pada proyek semata. Pembangunan harus dilakukan oleh insinyur yang ahli, yang memahami betul prinsip-prinsip keilmuan dan sains, serta berdasarkan riset yang tepat.
