Dalam catatan kinerja yang disampaikan kepada media pada Oktober 2019, pembangunan fisik kontrak multiyears di bawah kepemimpinan Shalahuddin telah mencapai 87 persen, dengan penyerapan anggaran mencapai 71 persen. Khusus untuk proyek multiyears, Shalahuddin menyatakan rata-rata pengerjaan hingga September 2019 telah mencapai 90 persen.
“Rata-rata pengerjaan proyek tersebut hingga September 2019 telah mencapai 90 persen,” tegas Shalahuddin saat itu.
Performa ini tidak lepas dari dorongan Gubernur Kalteng saat itu, Sugianto Sabran yang menekankan pentingnya percepatan program pembangunan dan perbaikan infrastruktur. Shalahuddin sendiri menyebut bahwa pembangunan infrastruktur merupakan faktor kunci dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Kalimantan Tengah.
“Pembangunan di Kalteng tidak dilakukan setengah-setengah. Jangan sampai pembangunan di Provinsi Kalteng disamaratakan tetapi tidak tuntas,” ujar Shalahuddin.
Kenaikan Kekayaan yang Konsisten
Bersamaan dengan proyek infrastruktuk di bawah kendalinya tersebut, berdasarkan dokumen LHKPN periodik 2020 yang disampaikan Kadis PUPR Kalteng pada 18 Januari 2021, total harta kekayaan Shalahuddin tercatat sebesar Rp 3.512.371.265. Komposisi kekayaan tersebut didominasi oleh tanah dan bangunan senilai Rp 2,2 miliar, serta harta bergerak dan kendaraan senilai Rp 1,1 miliar.
Memasuki tahun berikutnya, laporan LHKPN Shalahuddin menunjukkan peningkatan drastis. Per Januari 2022, total kekayaannya telah mencapai Rp 5.237.708.236, dengan penambahan nilai terbesar terjadi pada sektor properti yang melonjak menjadi Rp 4,1 miliar. Tercatat ada tambahan aset tanah dan bangunan senilai Rp 1,9 miliar hanya dalam kurun waktu satu tahun.