“Hinting pali dibedakan menjadi dua bagian penting, yaitu hinting pali secara adat dan hinting pali secara ritual Hindu Kaharingan, karena hinting pali adalah ritual bagi agama Hindu-Kaharingan,” tulis Yuliana mengutip penelitian Dedy (2019).
Sementara itu, Usop (2015) memandang hinting sebagai “tradisi sebuah upacara ritual yang diwariskan oleh para leluhur masyarakat Dayak dalam rangka mempertahankan hak-hak kepemilikan atas tanah yang diserobot oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.”
Perbedaan Istilah dalam Berbagai Wilayah
Sementara itu, Ketua Majelis Agama Kaharingan Indonesia (MAKI) Kabupaten Kotawaringin Barat, Martin Kukung sedikit mengoreksi jurnal Ritual Adat Hinting Pali tersebut.
Martin menjelaskan bahwa Hinting Pali berasal dari bahasa timur Kalimantan Tengah. “Kalau di barat Kalimantan Tengah sering disebut Mahintikng atau mamotas. Substansi sama bahasa juga hanya beda melafalkan saja, sesungguhnya sama,” jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa Mahinting sendiri merupakan bagian hukum adat Dayak yang dilakukan ahli penutur lisan kaharingan yang diberi kewenangan oleh pemerintahan adat setempat. “Peruntukan hinting ini untuk menghindari konflik atau sengketa yang sekian lama tidak selesai agar diselesaikan. Sangat sakral bagian dari hukum adat,” tambahnya.
Ia juga sedikit mengkoreksi terkait cara penyebutan bahasa yang terdapat dalam jurnal, yang menurutnya tidak sesuai. “Kemudian di Kalimantan Tengah sebenarnya disebut kaharingan. Agama asli Dayak adalah kaharingan, hampir di setiap kabupaten di Kalimantan tengah khususnya, sudah ada peraturan daerahnya baik pemerintah adat atau kedamangan” pungkasnya.
Model Resolusi Konflik Asimetris
Yuliana dalam jurnalnya menyimpulkan bahwa ritual adat Hinting Pali merupakan model resolusi konflik alternatif yang efektif dalam situasi konflik asimetris, di mana terdapat ketidakseimbangan kekuasaan antara perusahaan dan masyarakat adat.
“Keberhasilan ritual adat Hinting Pali tidak lepas dari faktor solidaritas kelompok komunitas adat Tamanggung Doho, ketepatan sasaran pemasangan hinting yaitu di jalan utama perusahaan, dan kekuatan yang terdapat pada hinting adalah berupa kemampuan intervensi terhadap pihak perusahaan,” tulis Yuliana.
Meski mediasi yang dilakukan kemudian mengalami kebuntuan (deadlock), ritual Hinting Pali telah berhasil membuka komunikasi dan mengubah dinamika konflik. Ini menunjukkan bahwa kearifan lokal dapat menjadi alternatif penyelesaian konflik di tengah dominasi pendekatan formal-legalistik.
Keberadaan ritual adat Hinting Pali menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai budaya lokal masih relevan dalam menghadapi tantangan zaman. Di tengah maraknya konflik agraria, masyarakat adat Dayak Kalimantan Tengah telah menunjukkan bahwa kearifan lokal yang didukung oleh legitimasi peraturan daerah dapat menjadi solusi yang efektif dalam membuka ruang dialog dan komunikasi.
Simak Berita Lainnya dari Cyrustimes dengan Mengikuti di Google Berita
