Lampung Tengah

Densus 88 Gencar Bentengi Warga, Cegah Meluas Paham Radikalisme

Foto: Kegiatan Sosialisasi dari Tim Densus 88 Anti Teror Polri berlangsung di Kecamatan Kalirejo.

LAMPUNG TENGAH – Tim Densus 88 Anti Teror (AT) Polri, semakin gencar membentengi warga demi mencegah meluasnya penyebaran paham Intoleran Radikal dan Terorisme.

Kali Ini Kecamatan Kalirejo, Kab Lampung Tengah, bersinergi dengan Tim Densus 88 AT Polri dengan melakukan sosialisasi dan Pembinaan dengan tema Wawasan Kebangsaan Menjaga Keutuhan NKRI.

Kegiatan dilaksanakan di Aula GSG Desa Kalirejo, Kecamatan Kalirejo, Pada hari Rabu tanggal 20 September 2023 pada pukul 09.00 WIB.

Peserta pembinaan meliputi ±100 warga, Forkopimcam, seluruh kepala Pekon, para penyuluh agama, para guru beserta staf, PSHT, tokoh Agama dan tokoh masyarakat setempat.

Tim Pencegahan Densus 88 Anti Teror Polri menyampaikan, ucapan Terimakasih kepada Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah dan seluruh peserta yang hadir.

“Ini adalah suatu kesempatan momen terbaik bagi kita semua, sebagai sarana komunikasi maupun musyawarah mengenai Pembinaan pencegahan infiltrasi Paham Radikal,” Kata Tim Densus 88.

Tim menjelaskan, Radikalisme yang berujung pada terorisme menjadi masalah penting bagi umat Islam Indonesia dewasa.

“Umat Islam terdampak stigma buruk akibat ulah Oknum beragama Islam yang melakukan pidana teror. Bahwa sesungguhnya Islam tidak mengajarkan demikian,” papar Tim.

Dijelaskannya, seseorang menjadi pelaku teror (terorisme) merupakan sebuah Proses, seperti analogi “Akar/ Pohon Radikal” terdapat tahapan ideologi atau pemahaman yang dilalui yaitu, tahapan Intoleransi, tahapan Radikal, hingga tahap aksi Terorisme.

Selanjutnya, Ada tiga jenis radikal dalam perkembangan pelaku teror yaitu takfiri, ideologis dan jihadis.

Menurut Tim, Pancasila merupakan keputusan yang final berdasarkan Itjma ulama para pendiri bangsa dan para tokoh agama dan tidak bertentangan dengan agama.

“Agar masyarakat bersama sama untuk menjaga 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka tunggal Ika, dan NKRI dari rongrongan kelompok Intoleran Radikal,” terangnya.

Tim juga memberikan gambaran bahwa kelompok Radikal sekarang sudah merubah strategi yang sudah mulai masuk di dunia pendidikan atau dakwah.

“maka dari itu diharapkan kepada para orang tua untuk lebih selektif dalam memilih sekolah atau pondok pesantren,” lanjutnya.

Tim juga mengajak masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut, lebih menanam cinta akan tanah air.

“Menanamkan cinta akan tanah air dan bersama sama mengajak menjaga keutuhan NKRI dari serangan serangan yang dapat merusak keberagaman kita.” Pungkasnya.

Sementara itu, Ust. Shultoni Arifudin mantan Napiter kelompok JI, yang sudah Kembali ke pangkuan NKRI menyampaikan, pengalaman dirinya selama tergabung dalam kelompok radikal dan alasan dirinya keluar dari kelompok tersebut.

Selain itu, dirinya juga mengungkapkan, tentang bahaya ajaran intoleransi radikalisme dan terorisme di masyarakat.

“Radikalisme tentang jihad adalah penafsiran atau pengertian (Kognitif) yang mengganggap bahwa jihad itu selalu identik dengan kekerasan,” Kata Shultoni.

Dirinya menjelaskan secara gamblang terkait ideologi paham kelompok JI mulai dari pola pergerakan perekrutan dan sejarah kelompok JI.

“Dengan kekerasan dimaksud segala sesuatu yang bersifat menyerah secara fisik sehingga, menimbulkan korban, harta benda, luka ataupun nyawa (tidak selalu bom bunuh diri), kekerasan dalam jihad ini menurut kelompok Teroris ialah syah bahkan mendapatkan pahala dan di kategorikan sebagai mati syahid,” Terang Shultoni.

Shultoni memaparkan, dalam pemberantasan kelompok Radikal, tidak cukup dengan berkomitmen saja, maka dalam bernegara harus membuktikan komitmen tersebut dalam bentuk kerja nyata, sebagai bentuk kesaksian dalam mengisi dan membangun kehidupan berbangsa menuju Indonesia yang berkemajuan.

“Sedangkan Pancasila bukan agama, tapi subtansinya mengandung dan sejalan dengan nilai nilai islam yang menjadi rujukan ideologis dalam kehidupan kebangsaan yang majemuk, Pancasila itu islami.” Pungkasnya.

Kegiatan ditutup dengan deklarasi bersama masyarakat kecamatan Kalirejo menolak keras masuknya paham Intoleran radikal dan terorisme. (RED)

 

Follow Cyrustimes di Google Berita.

Tutup
Exit mobile version