PULANG PISAU – Desa Simpur, yang terletak di Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, kini memiliki fasilitas baru yang diharapkan dapat meningkatkan literasi masyarakatnya. Pojok Baca Terapung, sebuah inisiatif dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Palangka Raya (UPR), hadir untuk menjawab tantangan keterbatasan akses literasi di daerah tersebut.
Desa Simpur memiliki kondisi geografis yang unik. Terletak di seberang Sungai Kahayan, akses utama ke desa ini hanya dapat dilakukan melalui kapal penyeberangan, karena tidak adanya jembatan penghubung dengan jalan utama. Kapal tersebut menjadi sarana vital bagi warga, termasuk anak-anak sekolah yang setiap hari menyeberang untuk beraktivitas.
Melihat kondisi tersebut, BEM UPR bersama dengan UPT Perpustakaan UPR, mengambil langkah kreatif dengan membangun pojok baca terapung di kapal penyeberangan Desa Simpur. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan akses literasi, terutama bagi anak-anak dan remaja yang selama ini kesulitan mendapatkan bahan bacaan.
David Benedictus Situmorang, Presiden Mahasiswa BEM UPR, menjelaskan, “Kami dari BEM UPR yang pada saat itu melakukan kegiatan desa binaan (Lewu Harati) di Desa Simpur, melihat bahwa sulitnya akses masyarakat untuk mendapatkan literasi membuat kami mencoba memikirkan solusi. Akhirnya, kami menawarkan pembuatan pojok baca yang bekerja sama dengan UPT Perpustakaan UPR di kapal penyeberangan sebagai sarana untuk meningkatkan literasi masyarakat yang menggunakan kapal tersebut.”
Ketua Tim Pelaksana Lewu Harati, Yosafat Menteng, yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri BEM UPR, menambahkan, “Pojok Baca Terapung ini adalah bagian dari inovasi di bidang pendidikan yang kami rancang. Kami ingin memberikan solusi kreatif untuk meningkatkan akses literasi bagi masyarakat, khususnya anak-anak SMP dan SMA yang setiap hari menggunakan kapal penyeberangan. Mereka bisa memanfaatkan waktu untuk membaca selama perjalanan.”
Harapannya, keberadaan pojok baca di kapal ini dapat meningkatkan budaya membaca dan memberi manfaat jangka panjang bagi perkembangan literasi di Desa Simpur. Yosafat juga menegaskan, “Dengan adanya Pojok Baca Terapung ini, kami berharap dapat meningkatkan literasi dan budaya membaca di desa ini.”
Sementara itu, Kepala UPT Perpustakaan Universitas Palangka Raya, Dr. Kusnida Indrajaya, S.Sos., M.Si., menyambut baik inisiatif ini. Ia menyatakan bahwa pembuatan pojok baca terapung merupakan salah satu cara untuk meningkatkan indeks literasi masyarakat Kalimantan Tengah. “Kami sangat mendukung pembuatan pojok baca terapung yang dilakukan oleh BEM UPR di Desa Simpur. Ini adalah langkah awal, dan kami berharap banyak pihak yang akan tergerak untuk membantu menyediakan bahan bacaan dan memperbaiki pojok baca di masa mendatang,” ujar Dr. Kusnida.
Dengan adanya Pojok Baca Terapung, diharapkan literasi di Desa Simpur, serta di seluruh Kalimantan Tengah, akan terus meningkat, seiring dengan dukungan dari berbagai pihak untuk memperbanyak bahan bacaan dan memperluas jaringan pojok baca di daerah-daerah terpencil.
