Disidak Wakil Ketua DPRD Surabaya, Ternyata Sistem Antri ICU dan Ambulan RSUD dr Soewandhie Tidak Memadai
“Kemudian jumlah ICU dengan adanya pasien harusnya semakin bertambah, karena ada gedung baru juga. Tapi kapasitas IGD dan ICU juga tidak ikut bertambah,” ungkapnya.
Saat ini diketahui, lanjutnya, RSUD dr Soewandhie Surabaya hanya memiliki satu ruang ICU dengan kapasitas 9 bed dan hampir setiap hari ada keluar masuk pasien disana. Bahkan hingga harus mengantri.
Reni pun mendorong, hal ini bisa menjadi evaluasi bersama RSUD dr Soewandhie dalam penangganan pasien, khususnya rawat inap. Supaya insiden yang dialami Asiasi dan keluarga tidak terulang di pasien lainnya.
“Ketika ada kekurangan ya, harus mengakui dan diperbaiki, supaya kedepannya tak terulang kembali,” tegasnya.
Sementara itu, pihak RS Soewandhie Dokter Mulyadi membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan terkait pasien Asiasi yang ada didaftar tunggu ruang ICU sejak hari Selasa alasannya antrian banyak, sehingga nama Asiasi baru ada di hari Rabu.
Meski begitu, dokter Mulyadi menjelaskan kalaupun namanya ada dalam daftar antrian ia juga belum bisa masuk ke ruang ICU.
“Rabu muncul namanya, karena di ICU sudah ada yang keluar jadi ibu Asiasi bisa masuk. Cuma pendaftarannya baru muncul Rabu pagi,” tambahnya.
Dokter Mulyadi juga menjamin bahwa pelayanan di ruang ICU juga akan mengutamakan mana kondisi pasien yang paling gawat darurat.
“Yang paling berat yang diutamakan. Tapi pada prinsipnya semua yang inden di ICU dalam keadaan berat dan butuh ventilator atau alat bantu lain. Tapi kami juga tidak bisa pilih karena sesuai urutan dan semuanya membutuhkan,” tukasnya.