LAMPUNG TENGAH – Giat kolaborasi terus dilakukan Tim Densus 88 Anti Teror Polri bersama masyarakat, demi mencegah meluasnya penyebaran paham Intoleran Radikal dan Terorisme di Tanah Air.
Kali Ini Tim Densus 88 bersinergi dengan Pondok Pesantren Darul Arqom Muhamadiyah Kalirejo Pada hari Kamis tgl 21 September 2023 pada pukul 09.00 WIB.
Kegiatan dihadiri seluruh Pengurus Muhamadiyah Kalirejo, staf pengajar dan santri/Santriwati ponpes darul Arqom Kalirejo, serta Ust Shultoni eks Napiter.
Pada kesempatan tersebut, Tim Pencegahan Densus 88 AT Polri menyampaikan, ucapan Terimakasih seluruh Pengurus Pondok Pesantren Darul Arqom Kalirejo.
“Ini adalah suatu kesempatan momen terbaik bagi kita semua, sebagai sarana komunikasi maupun musyawarah mengenai Pembinaan pencegahan infiltrasi Paham Radikal,” Kata Tim Densus 88.
Tim menjelaskan, Radikalisme yang berujung pada terorisme menjadi masalah penting bagi umat Islam Indonesia dewasa.
“Umat Islam terdampak stigma buruk akibat ulah Oknum beragama Islam yang melakukan pidana teror. Bahwa sesungguhnya Islam tidak mengajarkan demikian,” papar Tim.
Dijelaskannya, seseorang menjadi pelaku teror (terorisme) merupakan sebuah Proses, seperti analogi “Akar/ Pohon Radikal” terdapat tahapan ideologi atau pemahaman yang dilalui yaitu, tahapan Intoleransi, tahapan Radikal, hingga tahap aksi Terorisme.
Sementara itu ust Sultoni eks Napiter yang sudah kembali ke pangkuan NKRI menjelaskan, beberapa akidah dan tafsir hadist terkait makna jihad Yang sesungguhnya yaitu saling menjaga sesama makhluk hidup lainya.
Dirinya menyampaikan, bahwa Muhammadiyah menegaskan posisi Pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah, yaitu negara hadir karena perjanjian dan kesepakatan.
“Darul ahdi wa syahadah merupakan penegasan bahwa Indonesia lahir dari kerelaan. Luar bisa kemajemukan di Indonesia. Dalam pandangan Muhammadiyah, Pancasila sudah sesuai dengan syariat Islam dan sesuai dengan titik temu pandangan hidup bangsa yang majemuk,” Kata Ust Shultoni.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi “Sarasehan” bersama pengurus Muhamadiyah dan staf pengajar Muhamadiyah dan di akhiri dengan Deklarasi bersama menolak keras masuknya paham Intoleran radikal dan terorisme.
Follow Cyrustimes di Google Berita.
Tinggalkan Balasan