Saat kondisi mulai menurun, RS Soewandhie menawarkan masuk ruang ICU, namun penuh. Akhirnya, pihaknya menawarkan rujuk Rumah Sakit lain.
“Tanggal 31 Mei dia masuk ICU inden pertama. Tapi karena kondisi, kita selalu tetap tawarkan, dia mau udah ada tempat di dalam. Tapi saat dia menurun dan dokter bilang kondisi meninggal di ruang teratai,” imbuhnya.
Lebih lanjut dr Billy menambahkan, pihak keluarga pasien tidak beritahu alasan mereka tidak mau merujuk pasien ibunya ke Rumah sakit lain.
“Tapi kita punya beberapa temuan kalau masuk ICU di tempat lain pasti nambah pengeluaran minimal, bahan habis pakai ortunya misal pampers alat mandi kalau di Soewandhie, semua ditanggung Pemkot,” pungkasnya.
Wakil Ketua DPRD Surabaya Soroti Standar Pelayanan RSUD dr Soewandhie
Wakil Ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti menyoroti peristiwa meninggalnya pasien saat antri ruang ICU RSUD dr Soewandhie.
Reni mengaku mendapat informasi tersebut melalui pesan singkat Whatsapp dari warga. Reni menjelaskan, laporan warga yang ia terima melalui pesan singkat whatsapp terkait keluhan pelayanan rumah sakit yang terkesan tidak maksimal dalam memberikan penanganan medis pada pasien dengan kondisi kritis.
Reni mengatakan, seorang ibu warga Tanah Kali Kedinding tersebut seharusnya masuk ruang ICU karena kondisi kritis. Akan tetapi hal itu tidak dapat dilakukan lantaran pihak RS menyatakan ruang ICU.
Kondisi ini menurutnya dialami pasien sejak datang ke RS pada Sabtu 27 Mei 2023 lalu dan harus menunggu hingga tiga hari di IGD sebelum akhirnya masuk ke ruang perawatan pada Senin 29 Mei 2023.
