Mengetahui situasi sulit yang dialami pasien, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lantas menuju ke RS dan memastikan langsung kondisi keluarga pasien.
Saat tiba di RS, Reni mendapat konfirmasi dari pihak RS bahwa ruang ICU yang kosong telah tersedia bagi pasien untuk masuk.
Namun nyawa pasien tersebut tak tertolong sebelum dipindahkan ke ruang ICU. Reni menyesalkan kabar meninggalnya pasien yang belum mendapatkan penanganan medis tersebut..”Keselamatan warga menjadi yang utama, siapapun itu,” ungkap Reni.
“Tentu semua orang tidak ada yang mengharapkan situasi sulit seperti ini, tapi coba bayangkan yang mengalami itu adalah mereka yang merupakan ibu kita, keluarga kita, saudara kita,”jelasnya.
Reni lantas mempertanyakan seperti apa Standar pelayanan RSUD Soewandhie dalam tindakan medis ketika terjadi antrian di ICU.
“RS Soewandhie ini pasiennya banyak, atas upaya perbaikan pelayanan, maupun peningkatan mutu, serta inovasi pelayanan kesehatan utamanya di rawat jalan saya apresiasi. Tapi untuk kasus ini juga perlu jadi evaluasi,” terangnya
“Layanan rawat inap ini jadi evaluasi karena bila memang rumah sakit melihat kegentingan yang dialami lalu bagaimana solusi memberi rujukan atau mengalihkan ke fasilitas kesehatan lain untuk dapat dilakukan tindakan medis,” imbuhnya.
Reni memahami bahwa kematian juga merupakan bagian dari takdir Tuhan. Meski begitu, ikhtiar setiap insan untuk berusaha sebaik mungkin melalui akses pelayanan kesehatan masyarakat juga menjadi urusan lain yang sangat dibutuhkan.
Oleh karenanya, menurutnya jika RS kerap mengalami kondisi serupa, maka bagi Reni, koneksi dan integrasi pelayanan kesehatan dari satu RS ke RS lainnya butuh integrasi dan koneksi layanan.
“Di era saat ini, integrasi pelayanan kesehatan antar rumah sakit sudah menjadi keniscayaan, saya minta direktur Rumah Sakit Soewandhie memperhatikan ini,” jelasnya.
Reporter: Redho
Editor: Marko
