SITUBONDO – Puluhan warga Desa Seletreng menggeruduk kantor kecamatan Kapongan meminta oknum perangkat desa penyeleweng bantuan cadangan beras pemerintah (CBP) dicopot dari jabatannya, Selasa (26/3/2024).
Pasalnya terdapat dua kepala dusun (Kasun) di Desa Seletreng, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo Jawa Timur yang diduga menyelewengkan bantuan CBP tahap satu dan dua di Desa tersebut.
Sehingga, puluhan warga juga meminta ratusan sak bantuan CBP yang dijual oknum kasun itu, dikembalikan dan diberikan kepada warga yang berhak menerimanya.
Puluhan warga Desa Seletreng nampak tiba di Kantor Kecamatan Kapongan, Situbondo, langsung berorasi dan membentangkan puluhan poster hujatan dan meminta Camat Kapongan menemuinya di pendopo kecamatan.
Usai berorasi, para perwakilan pendemo ditemui Jonaidi dan Kades Seletreng. Namun, perwakilan warga mengaku kecewa, lantaran pihak kecamatan dan oknum Perangkat Desa Seletreng tidak memiliki data penyaluran.
Penanggung jawab aksi, Zainullah mengatakan, pihaknya merasa aksi yang sudah berlangsung di halaman kecamatan tidak memperoleh hasil memuaskan. Dikarenakan Camat dan oknum perangkat desa tidak bisa mendatangkan istansi terkait.
“Pihak PT Yasa sebagai pemenang tender dari Bulog tidak dihadirkan. Dinas Pertanian dan Pangan tidak ada, penyalur tahap satu sebagai kunci utama juga tidak hadir. Karena banyak yang tidak datang, tidak ada yang bisa menengahi tuntutan warga,” kata Zainul dilansir dari Fakta news.
Sementara itu, Aklam sebagai tenaga penyalur bantuan CBP dari Provinsi hanya memasrahkan undangan kepada pihak desa. Selebihnya perangkat desa yang bisa menentukan penerima maupun orang yang tidak berhak menerima.
“Aklam sebagai penyalur beras dari PT Yasa juga tidak bisa menjukkan data, katanya sudah setor ke PT Yasa. Malah menegaskan penyaluran sudah sesuai, tapi dimintai data tidak mau,” ujar Zainul.
Menurut dia, karena orang yang dituju dalam demo tersebut tidak bisa berbicara sesuai dengan data penyaluran, keluhan yang dibawa warga tidak ada yang terjawab. Warga juga masih mempertanyakan larinya beras tahap satu dan tahap dua yang tidak disalurkan pada puluhan orang penerima.
“Warga kan banyak tidak terima beras di tahap satu dan tahap dua, jelas-jelas ini sudah ada penyelewegan. Tapi oknum kadus selalu jawab secara lisan saja,” pungkas Zainul.
Sementara itu, Tenaga penyalur bantuan CBP, Aklam menjelaskan, dirinya tidak bisa menujukkan data penyaluran dan mengarahkan pendemo meminta data tersebut ke pihak PT Yasa.
“Saya hanya tenaga penyalur yang dipercaya PT Yasa, tapi saya tidak bisa menujukkan data, karena data sudah diimput ke PT Yasa. itu kan kewenangan PT, mau mengeluarkan atau tidak,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Seletreng, Taufik Hidayat mengatakan, kedatangan warga ini hanya ingin audensi mengenai hak bantuan pangan. Namun, pihaknya tidak mengetahui persoalannya namun perlu ada yang dipahami terkait proses penyaluran bantuan itu.
“Kalau penyimpangan kami tidak tahu pasti, tetapi kalau perubahan penerima itu ada aturannya. Tetapi kalau berkaitan data itu murni dipegang pedamping PKH,” jelasnya.
