Dugaan Pemangkasan Dana BLT-DD, Begini Kata Kades Battal
SITUBONDO – Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) yang digelontarkan oleh Pemerintah Desa Battal, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, munuai konflik kecemburuan sosial bagi warga sekitar khususnya keluarga penerima manfaat (KPM) setempat. Sebab, nominal yang disalurkan tidak sama.
Penyaluran dana BLT di Desa tersebut, kini masih hangat menjadi perbincangan kalangan umum, lantaran pemberian nominal yang tidak sama rata. Mulai dari, penyaluran uang tunai Rp. 300 – hingga Rp. 1. 200 – relatif kepada Keluarga penerima manfaat.
”Ya, saya hanya menerima uang tunai Rp. 300 mas, tapi herannya yang lain ada yang menerima uang tunai sebesar Rp. 1. 200 – dari pak tenggi,” ucap warga penerima manfaat yang tidak mau dikorankan.
Ia juga menjelaskan bahwa, besaran nominal yang harus ia terima Rp. 300 -, lantaran ada memerataan prioritas warga yang layak menerima ditengarai kurang mampu. ”Katanya saya cuma sebesar itu mas, namanya dikasih, ya diambil saja sama saya,” Tuturnya.
Tak hanya soal pemberian BLT, namun lokasi penerimaan uang tunai diberikan dirumahnya, hal itu juga menjadi tanda tanya warga yang seharusnya dalam tahap penyaluran bertempat di Aula Kantor Balai Desa setempat.
Hal tersebut menjadi perbincangan hangat pro kontra segelintingan warga diakibatkan hanya miskomonikasi, sebenarnya itu dari awal sudah dibuatkan surat pernyataan kesanggupan keluarga penerima manfaat, mengetahui banyaknya warga prioritas blt dd ini, rasa simpati pemerintah desa mengambil kebijakan agar supaya ada pemerataan penerima manfaat.
Ternyata, kata Kades Battal, warga banyak yang sepakat bahwa nominal yang sebenarnnya Rp. 1. 200- dibagikan kepada warga prioritas yang tidak kebagian bantuan lansung tunai sebesar Rp. 300 san 4 orang.
Kepala Desa Battal, Syaiful Bahri saat dikonfirmasi Minggu, 21 Juli 2024, oleh media ini mengaku bahwa, merasa kebingunan saat menentukan jumlah penerima manfaat, dikhawatirkan ada kecemburuan sosial bagi warga yang tidak menerima. Oleh karena itu, ia mengambil sikap supaya warganya kebagian merata meski nominalnya hanya Rp. 300 – , namun hal ini sudah dibuatkan surat pernyataan warga.
”Akhirnya, saya membuatkan surat pernyataan warga KPM agar bantuan tersebut sebagian juga dikasikan kepada warga alias kerabatnnya yang tidak kebagian,” Katanya.
Lanjud, Syaiful panggilan akrapnya menjelaskan kalau, kebijakan tersebut sudah disepakati oleh sejumlah KPM yang juga merasa simpati terhadap kerabat bukan termasuk penerima manfaat, dia sepakat jika haknnya juga diberikan. Yakni, dengan nominal Rp. 300- san.
”Surat pernyataan tersebut berdasarkan kesepakatan KPM, misal keluarga penerima tidak sepakat, saya tidak berani ngasikan mas, toh uangnya bukan diambil saya, kembali kepada warga,” Tutupnya.
Soal pemberian BLT-DD yang sebagian disalurkan di rumahnya, lantaran ada warga diundang ke kantor desa tidak hadir, ahirnya uang tunai dari hasil bantuan tersebut diantarkan kepada penerima dimasing-masing rumahnya.