SITUBONDO – Kegiatan pekerjaan rehabilitasi jembatan basuki rahmat, yang terletak di Desa Curah jeru, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, disoal warga. Lantaran kekwatiran akan kualitas pembangunan tidak sesuai harapan, tak seumur jagung sudah rusak.
Untuk diketahui, seperti yang diberitakan sebelumnnya, media ini banyak menemukan beberapa proyek dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Permukiman (DPUPP) di Kota santri ini. Seperti, pembangunan jembatan, draenase, irigasi, hotmix dan lain-lain. Soal kualitas pembangunannya tak jarang hanya bertahan beberapa bulan, bahkan hitungan hari sudah mulai rusak.
Kali ini, pekerjaan yang dikerjakan oleh CV. Dimas Jaya Mandiri dengan menelan anggaran Rp. 1 Miliar lebih, bergejolak. Warga akan turun memblokade lokasi pekerjaan, bahkan meminta membongkar dan menggarap pondasi baru yang diduga dikerjakan asal jadi, dengan meminta izin Polsek setempat untuk memberhentikan pekerjaan sementara.
Alasan warga tersebut, akan melakukan aksi ini, menurut Ardian, asli warga Curah Jeru kepada Cyrustimes.com mengatakan bahwa, banyak kejanggalan dalam pelaksanaan proyek jembatan yang terkesan PPK Dinas dan Pengawas Dinas tutup mata.
Pada hari jumat tanggal 27 September 2024, menemukan pekerjaan pondasi sisi utara pada kegiatan proyek jembatan, dengan pemasangan batu pondasi pada saat tergenang air, dan pengawas dinas serta pelaksana lapangan tidak ditempat, jumlah pekerja hanya 4 orang.
Dijelaskannya, upaya konfirmasi kepada Direktur CV. Dimas Jaya Mandiri nantinya akan dikondisikan oleh Yayak Pelaksana kegiatannya. Sedangkan seorang yang disebut terindikasi namanya tidak tertuang dalam dokumen kontrak kerja.
Tidak adanya Direksikeet dilokasi pekerjaan yang menelan anggaran Rp. 1 M lebih itu, sehingga masyarakat dan siapapun yang ingin mengetahui sejauh mana progres dan gambar kegiatan tersebut sulit dikontrol. Maka, hal ini terkesan ditutup-tutupi dan melanggar undang-undang keterbukaan informasi publik.
”Kami meminta pasangan pondasi yang dari awal pemasangannya tergenang air, itu harus dibongkar dan dilakukan pemasangan ulang karena dikhawatirkan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kelak jika jembatan sudah jadi,” Tegasnya.
Sementara itu Pejabat Pembuat Komedmen (PPK) Bidang Bina Marga DPUPP, Rahman, saat dikonfirmasi media ini melalui via telpon Senin, 30 September 2024 mengatakan bahwa, yang dipersoalkan oleh warga setempat sudah ditindaklanjuti oleh penyedia jasa.
”Sudah ditindaklanjuti oleh penyedia jasa, ” Katanya.
Namun, saat dikonfirmasi soal siapa pelaksana kegiatan atau tenaga ahli dilapangan, ia tidak bisa memberikan keterangan dan menutup pembicaraan.
Tinggalkan Balasan