Kasus Dugaan Malapraktik di Palangka Raya Ditutup-tutupi ?
PALANGKA RAYA – Kasus dugaan malapraktik yang melibatkan RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya Kalimantan Tengah terhadap korban yang merupakan bayi berusia 7 hari meninggal dunia usai menjalani operasi terus bergulir.
Kini, orang tua bayi korban dari kasus dugaan malapraktik RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya Kalimantan Tengah kembali mendatangi rumah sakit tersebut.
Kedatangannya kali ini didampingi keluarga serta pendamping hukum untuk meminta pihak RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya kalteng mengungkap Fakta sebenarnya penyebab kematian Almarhum Abraham Benjamin yang meninggal pasca operasi.
Ayah korban, Afner Juliwarno mengaku, hingga saat ini pihaknya belum mendapat penjelasan kematian anaknya dari pihak RSUD Doris Sylvanus.
“Per hari ini Senin 25 maret 2024 merupakan tepat dua bulan meninggalnya anak saya. Dan juga sampai hari ini pihak Doris belum juga berani mengungkapkan fakta kepada kami,” kata Afner.
Ia mengungkapkan, sebelum mendatangi RSUD Doris Sylvanus, dirinya telah mempersipkan satu botol berisi bensin, berencana membakar Gedung administrasi rumah sakit tersebut.
“Saya bakar ini gedung administrasi Doris, sayangnya bensin tadi disita sama anak buah kasat intel (polresta Palangka Raya),” ungkapnya.
Sementara itu, Pendamping Hukum korban, Roy Sidabutar mengatakan bahwa sejak awal kematian anak dari kliennya, pihaknya sampai saat ini belum juga mendapat penjelasan ilmiah penyebab kematiannya.
“Hingga terus bergulirnya kasus ini, dari pihak Doris pun masih belum bisa kasih penjelasan kepada kami, malah memberi penjelasan kepada pers sudah sesuai SOP. Yang jadi pertanyaan, SOP yang bagaimana,” ucap Roy kepada wartawan.