Manuver Politik Demokrat: Bentuk Poros Baru Atau Gabung Capres Lain?

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Foto.Ist

Ia menilai AHY dan Partai Demokrat akan sulit diterima pendukung Ganjar maupun Prabowo karena telah mengusung perubahan dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Sebagai oposisi, pastinya tidak mudah diterima pendukung Ganjar maupun Prabowo karena mengusung perubahan. Lebih baik kembali rujuk ke Anies lagi,” ujar Arifki kepada CNNIndonesia.com.

Meskipun telah menyuarakan pengkhianatan Nasdem dan Anies, Arifki menilai Demokrat sudah sulit diterima Ganjar dan Prabowo karena tak memiliki cukup daya tawar.

“Daya tawarnya apa? Paling tidak kalaupun dia tidak jadi cawapres dia bisa diuntungkan karena punya efek elektoral yang menonjol dibandingkan harus ke Ganjar atau Prabowo,” katanya.

Selain itu, Arifki juga menilai Demokrat tidak akan mendapat apa-apa apabila bergabung ke Ganjar atau Prabowo. Menurutnya, Ganjar tak terlalu membutuhkan dukungan AHY.

Sedangkan, kata Arifki, Prabowo dikelilingi banyak partai yang membuat jatah AHY akan semakin tipis dalam KIM karena bergabung paling terakhir dibandingkan Golkar dan PAN.

“Ganjar tidak terlalu butuh rasanya karena barisan AHY dan Demokrat sebagai oposisi yang dinilai publik tidak akan mudah dilirik sebagai bagian dari Ganjar dan PDIP,” kata dia.

“Sedangkan peluang AHY ke Prabowo kecil karena sudah banyak partai di sana. Partai Demokrat akan kesulitan mendapat ruang. Kalau di Ganjar dan Prabowo enggak dapet cawapres buat apa?” imbuhnya.

Di sisi lain Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan Partai Demokrat punya dua pilihan. Pertama, membujuk PKS membangun koalisi baru dan menarik PPP untuk usung AHY dan Menparekraf Sandiaga Uno.

Loading poll ...
Tutup
KERJA SAMA DENGAN KAMI_20250629_231916_0000

You cannot copy content of this page