PALANGKA RAYA — Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Raja Juli Antoni, meresmikan Kawasan Rehabilitasi dan Konservasi Orangutan Nyaru Menteng pada Kamis, 20 Maret 2025, di Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Dalam kesempatan itu, Menteri Kehutanan juga melepas sejumlah orangutan menuju Sekolah Hutan, bagian dari program rehabilitasi yang sudah berlangsung sejak 1999.
Peresmian ini turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, H. Edy Pratowo, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Satyawan Pudyatmoko, serta sejumlah pejabat terkait lainnya, termasuk Ketua Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOSF), Jamartin Sihite. Acara peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Menteri Kehutanan RI bersama Wakil Gubernur dan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalteng.
Kerja Sama Antar-Lembaga
Dalam pidatonya, Menteri Raja Juli Antoni mengapresiasi kerja sama antara pemerintah, masyarakat, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), terutama Yayasan BOSF, yang telah berperan besar dalam upaya rehabilitasi orangutan. “Saya tersentuh oleh dedikasi yang luar biasa dari para pejuang konservasi, yang berjuang untuk kebaikan hutan dan satwa, terutama orangutan,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya kolaborasi yang berkelanjutan antara pemerintah dan berbagai pihak untuk melestarikan alam dan keanekaragaman hayati.
Lebih lanjut, Menteri Raja Juli mengingatkan bahwa keberhasilan konservasi dan rehabilitasi orangutan bukan hanya soal menyelamatkan satwa, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. “Kesejahteraan rakyat, pembangunan, dan pelestarian alam harus berjalan beriringan,” katanya. “Kita harus mencari solusi yang saling menguntungkan tanpa merusak alam.”
