Ngadimin hingga Sumiati, Ini Nama-nama Legendaris Jawa yang Hampir Punah

Jakarta– Nama-nama orang Jawa zaman dahulu kini sudah mulai jarang terdengar. Nama yang simpel dengan satu suku kata sudah jarang dipakai orang jawa yang lahir di atas tahun 1990-an.

Seperti nama berawalan Su- yang khas yakni Sugeng, Sukarno, Suharto, Sutoyo, hingga Sumitro. Contoh lain nama yang berawalan Po- seperti Pono, Poniman, Ponirah, hingga Ponijan.

Biasanya, nama dengan akhiran konsonan ‘so, to, no, wo’ dan sebagainya untuk laki-laki, sedangkan akhiran ‘si, ti, ni’ dan sebagainya untuk perempuan.

Dibuat Simpel Agar Mudah Dikenal

Menurut Moordiati dalam artikelnya yang berjudul “Saat Orang Jawa Memberi Nama: Studi Nama di Tahun 1950-2000”, bahwa nama-nama yang dipilih orang Jawa zaman dahulu memang dibuat simpel namun mudah dikenal dan bermakna.

Studi yang terbit dalam jurnal Patrawidya Volume 16 Nomor 3, September 2015 tersebut, juga menjelaskan, biasanya keluarga-keluarga petani memberi nama yang singkat untuk bayi yang baru lahir dan sering kali merujuk pada hari kelahiran bayi tersebut.

Contohnya Ponimin atau Poniyah yang merujuk pada hari pasaran Jawa Pon dan Legimin atau Legiyah yang merujuk pada hari pasaran Legi.

Nama yang merujuk pada hari kelahiran menurut pasaran, bulan, tahun, windu, atau wuku ini banyak dijumpai pada era 1950-an dan 1960-an.

Kemudian orang Jawa zaman dahulu juga banyak memberi nama dengan mengambil dari cerita-cerita wayang atau kesusastraan Jawa. Misalnya Sukarno, Suroto, Suhadi, Sriyati, Lestari, atau Kartini.

Lalu pada tahun 1970-an dan 1980-an, nama tersebut berkembang menjadi lebih panjang, umumnya terdiri dari 2 kata.

Loading poll ...
Tutup
KERJA SAMA DENGAN KAMI_20250629_231916_0000

You cannot copy content of this page