Kuala Kapuas, – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) berencana akan merelokasi warga yang bermukim di daerah rawan banjir ketempat lebih aman.

Upaya ini dilakukan untuk meminimalisir angka kerugian dan bertambahnya korban banjir yang terjadi setiap tahun diwilayah Kabupaten Kapuas.

Hal ini disampaikan Bupati H.M Wiyatno usai pelepasan bantuan logistik secara simbolis untuk korban terdampak bencana banjir di 4 Kecamatan, bertempat di halaman Kantor BPBD Kapuas, Minggu 16 Maret 2025.

Rencana relokasi warga yang bermukim diwilayah rawan banjir ke tempat lebih aman. “Kita harus memikirkan dan memindahkan warga yang selalu terdampak banjir setiap tahun dengan pilihan transmigrasi lokal” ujar Wiyatno.

Pemerintah Daerah akan berkoordinasi dengan Kementerian, dan juga harus memikirkan jangka pendek dan jangka panjangnya.

Dijelaskan, lanjut Wiyatno, untuk jangka pendek yaitu dengan memberikan bantuan seperti yang kita lakukan sekarang, tapi itu hanya bersifat insidentil.

Sedangkan dengan penanganan jangka panjang, berkaitan dengan kehidupan masyarakat yang dipindahkan. Pemerintah daerah juga harus memikirkan kelangsungan hidup mereka disana nanti.

“Karena tidak mungkin membiarkan masyarakat yang kita pindahkan, tapi tidak memikirkan kelangsungan hidupnya” tambah Wiyatno.

Kegiatan transmigrasi itu ada jatah untuk hidup sampai dua setengah tahun. Jadi ketika jatah hidup itu masih berlangsung, masyarakat bisa bertani dan berkebun.

Tidak hanya itu, Pemerintah juga akan membangun Fasilitas umum disana seperti Balai desa, Puskesmas, Pasar, dan lain sebagainya.

“Ini nanti akan kita lakukan secara bertahap, karena keterbatasan anggaran. Untuk tahap awal Saya sudah menugaskan instansi terkait untuk melakukan survei investigasi daerah daerah mana yang akan ditangani terlebih dulu” ucap Wiyatno.

Adapun beberapa daerah diwilayah Kabupaten Kapuas yang kerap direndam banjir setiap tahun, seperti Kecamatan Mandau Talawang, Pasak Talawang, dan Kecamatan Mantangai.

“Warga dibeberapa desa didaerah itu, juga sering terisolir saat terjadi banjir besar, dan sangat sulit dievakuasi oleh petugas” Pungkasnya. (dn)