Kenaikan berlanjut hingga awal 2024. Pada laporan terbaru yang disampaikan pada 23 Januari 2025, total harta Shalahuddin mencapai Rp 5.437.877.074. Sektor properti tetap mendominasi dengan nilai Rp 4,4 miliar, terutama berkat peningkatan nilai tanah dan bangunan di kawasan Barito Utara dan Banjarbaru.
Kas dan setara kas Shalahuddin juga menunjukkan tren positif yang signifikan. Dari sekitar Rp 41 juta pada 2021, jumlahnya melonjak menjadi Rp 396.877.074 pada 2024. Peningkatan likuiditas ini menunjukkan akumulasi simpanan yang konsisten selama periode tersebut.
Transparansi dan Akuntabilitas di Tengah Lonjakan Kekayaan
Meskipun pelaporan LHKPN merupakan upaya transparansi yang positif, menariknya laporan kekayaan Kadis PUPR Kalteng mengalami lonjakan kekayaan yang signifikan dalam waktu relatif singkat. Dari total kenaikan sekitar Rp 1,9 miliar dalam kurun waktu empat tahun, sekitar Rp 1,7 miliar terjadi hanya dalam satu tahun antara 2021-2022.
Hingga saat ini, pihak Shalahuddin belum memberikan klarifikasi resmi terkait faktor-faktor yang menyebabkan lonjakan kekayaan tersebut. Pertanyaan muncul mengingat signifikannya peningkatan aset properti dan kas dalam periode tersebut.
Tercatat selama tiga tahun berturut-turut, Shalahuddin tidak melaporkan adanya hutang yang signifikan dalam LHKPN-nya, yang secara tidak langsung menunjukkan bahwa peningkatan kekayaan tersebut didanai dari sumber-sumber yang langsung atau tidak memerlukan pembiayaan eksternal.
Pandangan Umum Kenaikan Signifikan Harta Kekayaan Menurut Pengamat Ekonomi
