RSUD Doris Sylvanus Terlilit Utang Rp 120 Miliar, Obat Langka dan Honor Nakes Tertunda

RSUD Doris Sylvanus Kalimantan Tengah.

“Tidak benar tujuh bulan. Untuk 2024 yang belum diselesaikan tinggal bulan November dan Desember,” bantahnya.

Keterlambatan ini disebabkan sistem perhitungan honor yang masih manual. “Menghitung jasa ribuan dokter dilakukan secara manual, sehingga prosesnya lebih lambat,” jelasnya.

Digitalisasi pegawai di RSUD Doris Sylvanus memang belum berjalan optimal, sehingga proses administrasi masih mengandalkan cara konvensional.

“Honor November sudah kami transfer. Yang Desember akan kami bayar sekitar tanggal 20 bulan ini, setelah dibayar BPJS,” ujarnya. Dengan demikian, kata Suyuti, keterlambatan maksimal hanya lima bulan, bukan tujuh bulan seperti yang beredar.

Akar Masalah: Salah Kelola Dana

Utang Rp 120 miliar ini bermula dari kesalahan manajemen masa lalu. Dana yang seharusnya dialokasikan untuk operasional justru digunakan untuk membangun infrastruktur.

“Itu tidak dianjurkan, kecuali kita yakin sekali bahwa uangnya berlebihan, baru dibolehkan. Itulah penyebabnya,” ungkap Suyuti.

Keputusan menggunakan pendapatan rumah sakit untuk pembangunan tanpa perhitungan matang ini akhirnya menjadi bumerang. Kini, RSUD Doris Sylvanus harus menanggung konsekuensi berupa defisit keuangan yang mengancam keberlanjutan pelayanan.

Meski demikian, Pemerintah Provinsi Kalteng selaku pengelola memastikan upaya penyelesaian masalah ini tetap berlanjut. Namun, belum ada kepastian kapan beban utang sebesar itu dapat dilunasi sepenuhnya.

RSUD Doris Sylvanus kini menjadi cermin bagaimana salah kelola keuangan dapat mengancam pelayanan kesehatan publik yang menjadi hak dasar masyarakat.

Loading poll ...
Tutup
KERJA SAMA DENGAN KAMI_20250629_231916_0000

You cannot copy content of this page