Surabaya– Peristiwa meninggalnya seorang pasien di RSUD dr Soewandhi Kota Surabaya pada saat antri di Ruang ICU RS itu terungkap.

RSUD dr Soewandhi menyebut penyebabnya ialah keluarga pasien menolak saran rujukan yang diberikan pihak rumah sakit.

Untuk diketahui Asiasi seorang pasien wanita warga Tanah Kali Kedinding Kenjeran Surabaya, dikabarkan meninggal dunia pada saat anti ruang ICU di RS dr Soewandhi beberapa waktu lalu.

Direktur Rumah Sakit dr Soewandhie, dr. Billy Daniel Messakh mengatakan bahwa, pihak keluarga tidak mau merujuk ke Rumah Sakit lain.

“Kronologisnya, tanggal 27 Mei dia (Asisai) diterima di IGD Soewandhie. Pas dia datang ke kamar kita sudah penuh. Karena penuh kami tawarkan rujuk ke RS lain, tapi keluarga menolak,” kata dr Billy, Jumat 2 Juni 2023.

Sesuai aturan SOP Rumah Sakit lanjutnya pihaknya lantas menawarkan rujukan tetapi ditolak. Ia pun mengatakan sudah ada tanda tangan penolakan dari pihak keluarga pasien yang meninggal.

“Sudah (pihak keluarga) ada tanda tangannya mulai IGD sampai ICU menolak rujuk. Standar (SOP) kalau ruangan penuh harus rujuk RS lain, mereka menolak,” jelasnya.

Tawaran rujuk yang diberikan yakni ke RS Soetomo atau RS Unair. “Selain itu juga sda rujukan terbuka, kepadanya RS jadi kemanapun bisa diterima,” tuturnya.

Dalam kronologi awal, lanjut dr Billy, saat itu pihak RS Soewandhie menerima di IGD. Tetapi saat datang kamar rumah sakit sudah penuh.

“Karena penuh, kami tawarkan rujuk keluarga menolak. Saat itu kondisi (pasien) sudah naik turun. Diperiksa dokter pasien ada gangguan paru-paru,” jelasnya.

Saat kondisi mulai menurun, RS Soewandhie menawarkan masuk ruang ICU, namun penuh. Akhirnya, pihaknya menawarkan rujuk Rumah Sakit lain.

“Tanggal 31 Mei dia masuk ICU inden pertama. Tapi karena kondisi, kita selalu tetap tawarkan, dia mau udah ada tempat di dalam. Tapi saat dia menurun dan dokter bilang kondisi meninggal di ruang teratai,” imbuhnya.

Lebih lanjut dr Billy menambahkan, pihak keluarga pasien tidak beritahu alasan mereka tidak mau merujuk pasien ibunya ke Rumah sakit lain.

“Tapi kita punya beberapa temuan kalau masuk ICU di tempat lain pasti nambah pengeluaran minimal, bahan habis pakai ortunya misal pampers alat mandi kalau di Soewandhie, semua ditanggung Pemkot,” pungkasnya.

Wakil Ketua DPRD Surabaya Soroti Standar Pelayanan RSUD dr Soewandhie

Wakil Ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti menyoroti peristiwa meninggalnya pasien saat antri ruang ICU RSUD dr Soewandhie.

Reni mengaku mendapat informasi tersebut melalui pesan singkat Whatsapp dari warga. Reni menjelaskan, laporan warga yang ia terima melalui pesan singkat whatsapp terkait keluhan pelayanan rumah sakit yang terkesan tidak maksimal dalam memberikan penanganan medis pada pasien dengan kondisi kritis.

Reni mengatakan, seorang ibu warga Tanah Kali Kedinding tersebut seharusnya masuk ruang ICU karena kondisi kritis. Akan tetapi hal itu tidak dapat dilakukan lantaran pihak RS menyatakan ruang ICU.

Kondisi ini menurutnya dialami pasien sejak datang ke RS pada Sabtu 27 Mei 2023 lalu dan harus menunggu hingga tiga hari di IGD sebelum akhirnya masuk ke ruang perawatan pada Senin 29 Mei 2023.