KABAR TIMNAS – Walau kalah, tetap cinta Timnas.” Supaya para fans Garuda tidak jantungan. Kalah tragis sampai 1-5, sebuah rekor memalukan.
Ayo, bagaimana PSSI? Bagaimana Erick Thohir? Bagaimana Arya Sinulingga? Bagaimana Bung Towel? Yok, kita kuliti di balik kekalahan paling memalukan ini.
Kesebelasan yang katanya penuh harapan, penuh talenta, penuh ambisi. Semua orang percaya, bahkan ada yang rela berdoa panjang di sepertiga malam, berharap keajaiban turun dari langit.
Lalu, pertandingan melawan Australia dimulai. Awalnya, angin segar berhembus. Penalti didapat! Semua orang bersiap merayakan gol cepat. Striker merah putih maju sebagai algojo, kuda-kuda sudah sempurna, jantung penonton berdegup kencang.
Tiba-tiba…dang! Bola mencium mistar gawang dengan penuh kasih sayang, lalu terpental seperti harapan yang hancur dalam sekejap. Rasa sakitnya menusuk hingga ke tulang sumsum..
“Tidak apa-apa, masih ada waktu!” kata suporter yang mencoba tetap positif, meskipun hatinya mulai retak.
Lalu Australia menyerang. Sepak pojok. Jay Idzes menyapu bola, tapi Nathan malah sibuk menumbangkan pemain lawan. Wasit Adham Mohammad Tumah Makhadmeh sampai garuk-garuk kepala, ragu mengambil keputusan.
Mungkin dia butuh diskusi dulu dengan leluhurnya. Akhirnya, setelah meditasi sejenak dengan VAR, penalti diberikan untuk Australia. Martin Boyle mengeksekusi dengan dingin, dan gol, 1-0 untuk Australia.
Penonton mulai resah. Ada yang diam seribu bahasa, ada yang ingin melempar remote ke TV, tapi ingat kalau TV mahal. Ada pula yang mulai buka YouTube cari video “Cara Cepat Move On dari Kekalahan Timnas”.
