Tuntut Keadilan, Ayah Korban Dugaan Malpraktik Siap Lakukan Hal ‘Gila’
PALANGKA RAYA – Afner Juliwarno, Ayah dari bayi yang diduga menjadi korban Malpraktik RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya menyatakan siap melakukan hal ‘gila’ untuk memperjuangkan keadilan sang buah hati.
Afner mengatakan, jika kasus ini tidak segera terang, ia berencana menggali kubur bayinya dan membawanya ke kantor DPRD Provinsi Kalteng dan Gubernur Kalteng.
“Saya tahu, anak saya itu ingin hidup. Waktu 9 hari bisa bertahan setelah operasi, untuk bayi seusia itu tidak sebentar dan dia berjuang,” kata Afner ditemani istrinya, Jum,at 23 Februari 2024.
Ayah dari bayi korban dugaan malpraktik tersebut pun membantah apa yang disampaikan pihak rumah sakit yang menyatakan sudah memberikan tindakan sesuai standar. Seusai operasi hingga menghembuskan nafas terakhir, bayi mereka ditempatkan di ruang biasa.
“Anak kami tidak pernah ditempatkan di HCU (hight care unit) tapi di ruang infeksius level 2. Bahkan saya ini harus mencium bau busuk dari anak saya yang masih hidup dan menangis,” kata Afner menggambarkan situasi saat itu.
Abraham Benjamin yang lahir tanggal 9 Januari 2024, meninggal di usia 23 hari setelah menjalani operasi bedah pada bagian perut. Ia didiagnosis mengidap megacolon congenital atau tidak bisa buang air besar.
Setelah menjalani operasi, kondisi Abraham Benjamin tidak urung membaik. Pada bagian perut bayi pertama pasangan Afner dan Meiske tersebut terjadi pembengkakan dan tercium aroma tidak sedap.
Akhirnya pada Rabu, 25 Januari 2024, Abraham dinyatakan meninggal dunia. Afnerr dan Meiske yang melihat banyak kejanggalan kemudian melapor ke Polda Kalteng pada Senin, 5 Februari 2024.