Negara tujuan para calon korban meliputi Yaman, Qatar, Arab Saudi, Kamboja, Myanmar, dan Malaysia. Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soekarno-Hatta, Johanes Fanny Satria Cahya Aprianto, memastikan seluruh calon korban berangkat tanpa prosedur resmi pemerintah.

Menyamar Jadi Wisatawan

Para calon PMI nonprosedural menggunakan berbagai kedok untuk mengelabui petugas. Mereka menyamar sebagai wisatawan, pelajar, atau jemaah ibadah agar lolos pemeriksaan imigrasi.

“Banyak dari mereka menyamar sebagai pelancong atau wisatawan, ibadah dan belajar. Identifikasi seperti ini tidaklah mudah karena dilakukan secara terselubung,” kata Fanny.

Seluruh WNI yang dicegah keberangkatannya akan menjalani assessment untuk menelusuri jaringan perekrut. Setelah itu, mereka diserahkan kepada Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia untuk mendapat sosialisasi dan edukasi migrasi aman.

“Setelah proses tersebut, mereka akan diserahkan kepada BP2MI untuk diberikan sosialisasi dan edukasi terkait proses migrasi yang aman agar mendapat perlindungan,” tambah Amingga.

Pihak Imigrasi dan Kepolisian berkomitmen memperkuat sistem pengawasan dan penindakan terhadap jaringan perdagangan orang. Upaya ini dilakukan untuk melindungi warga negara dari eksploitasi di luar negeri.

Simak Berita Lainnya dari Cyrustimes dengan Mengikuti di Google Berita