CYRUSTIMES, PALANGKA RAYA – Demam Berdarah Dengue (DBD) merenggut empat nyawa di Kalimantan Tengah sepanjang 2025. Dinas Kesehatan Kalteng mendesak masyarakat menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti penyebab penyakit tersebut.
Kepala Dinkes Kalteng Suyuti Syamsul menyatakan, korban tersebar di beberapa kabupaten dan kota. Meski angka kematian masih di bawah standar nasional, ia menekankan setiap kematian seharusnya dapat dicegah.
“Dari data kami ada empat orang, secara prinsip angka kematian itu masih di bawah standar, meskipun seyogyanya setiap kematian tidak terjadi,” ujar Suyuti usai menghadiri rapat di Kantor Gubernur Kalteng, Senin (20/10/2025).
Suyuti menjelaskan, angka kematian akibat DBD di Kalteng rata-rata berada di bawah 10 kasus per tahun. Fluktuasi terjadi setiap tahunnya, kadang naik kadang turun. Kematian murni disebabkan DBD, bukan karena penyakit penyerta.
DBD menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, yaitu kemampuan dinding pembuluh darah untuk dilewati molekul kecil dan cairan. Kondisi ini membuat darah keluar ke organ-organ tubuh dan memicu perdarahan internal yang berujung kematian.
Kelompok paling rentan adalah anak-anak usia 4-12 tahun. Sebagian besar korban meninggal juga berasal dari kelompok usia tersebut. “Rata-rata yang meninggal akibat DBD ini anak-anak, jarang orang dewasa,” kata Suyuti.
Ia menegaskan kebersihan lingkungan menjadi kunci mencegah penyakit menular seperti DBD. Hampir semua penyakit menular dapat dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Sangat penting menjaga kebersihan lingkungan, bersihkan genangan-genangan sekitar rumah, itu sudah sangat bagus,” tegas Suyuti.
Dinkes mengingatkan masyarakat mewaspadai cuaca saat ini yang tidak menentu. Hujan yang turun sesekali justru berbahaya karena meningkatkan genangan air, tempat ideal nyamuk DBD berkembang biak.
“Kalau hujannya sudah lanjut itu tidak lagi meningkatkan DBD, karena genangan tersapu air. Tapi kalau seperti sekarang yang hujannya kadang turun kadang tidak, itu berbahaya karena meningkatkan genangan,” pungkas Suyuti.
Simak Berita Lainnya dari Cyrustimes dengan Mengikuti di Google Berita

Tinggalkan Balasan