SITUBONDO – Beredar kabar adanya dugaan pengkondisian proyek, mulai dari jalur partai politik, kepala desa, hingga pihak ketiga yang disebut-sebut ikut menikmati jatah sebagai bentuk “ucapan terima kasih”.

Lembaga yang seharusnya menjadi pelaksana penuh, yakni Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), diduga hanya dijadikan formalitas. Nama HIPPA disebut sekadar dipinjam untuk kebutuhan legalitas administrasi proyek, sementara pelaksanaan di lapangan dikendalikan pihak lain.

Salah seorang warga yang enggan disebut namanya mengaku tidak heran dengan kabar adanya dugaan pengkondisian proyek P3-TGAI. Ia menilai pola semacam itu sudah seperti “tradisi berjemaah” di banyak tempat.

“Sudah bukan rahasia lagi, proyek P3-TGAI ini biasanya dikondisikan. Mulai dari jalur partai, kades, sampai pihak ketiga kebagian jatah. HIPPA cuma dipinjam namanya saja biar ada legalitas.” Jelasnya, Kamis 04 September 2025.

Ia menambahkan, praktik ini berpotensi menggerus tujuan awal program. “Harusnya program ini murni untuk pemberdayaan petani dan perbaikan irigasi. Tapi kalau dari awal sudah diatur begitu, ya hasilnya lebih banyak untuk kepentingan oknum daripada masyarakat,” imbuhnya.

Nur Hasan Ketua Hippa di Desa Semiring, Kecamatan Mangaran, Situbondo. saat dikonfirmasi melalui via telepon mengatakan bahwa, kabar tersebut tidak benar adanya pengkondisian ke Kepala Desa serta pihak ketiga.

“Saya kira kurang benar sih mas. P3A kita kerjanya di irigasi sawah, cukup jauh dari jalan raya. Untuk bahan saja  kita ngimbal mas. Sejauh ini tidak ada permintaan dana baik dari kades atau pihak lain mas,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Semiring, Matharis Subianto, saat dikonfirmasi via telepon tidak bisa menjawab, dirinya hanya menyarankan langsung ke ketua hippa.

“Langsung ke ketua Hippanya mas,” tutupnya.

Bersambung. . . . .