PALANGKA RAYA – Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, Muhammad Reza Prabowo, menegaskan bahwa Program 5.000 Rumah Guru Berkah merupakan bentuk apresiasi Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran, kepada para guru. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme pengajar di daerah tersebut.
Reza menjelaskan bahwa program ini terwujud melalui kolaborasi dengan PT. Bank Kalteng, di mana Gubernur Kalteng berperan sebagai pemegang saham pengendali. “Pak Gubernur mampu memberikan intervensi kebijakan yang meringankan para guru dalam memiliki rumah,” ungkapnya dalam wawancara dengan Pro 3 RRI Kalteng pada Senin, 2 September 2024.
Dalam program ini, Pemerintah Provinsi Kalteng menyediakan uang muka (DP) 0% dengan subsidi sebesar Rp10 juta per orang. Sementara itu, bunga kredit untuk dua tahun pertama ditetapkan sebesar 7%, dan 9% untuk tahun-tahun berikutnya. Reza juga menambahkan adanya grace period selama tiga bulan, yang memberi kesempatan bagi guru untuk melengkapi perabotan rumah tangga sebelum memulai cicilan.
Mengenai tipe rumah yang disediakan, Reza menjelaskan bahwa tidak ada kategori tertentu, dengan tipe rumah yang bervariasi antara 36 hingga 70, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan guru. “Kami berharap tipe cluster yang diterapkan dapat membentuk pusat-pusat ekonomi baru di 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah,” katanya.
Awalnya, program ini ditujukan untuk guru-guru SMA, SMK, dan SLB di bawah naungan Pemprov. Namun, karena tingginya antusiasme, cakupan program diperluas untuk mencakup guru SD dan SMP, sehingga total lebih dari 42.000 guru dapat berpartisipasi. Reza menegaskan bahwa guru honorer juga berhak mengikuti program ini, terutama jika mereka memiliki usaha tambahan.
Bank Kalteng akan menyeleksi kelayakan peserta program. Reza berharap program ini dapat memberikan tempat tinggal yang layak bagi para guru, yang pada gilirannya akan meningkatkan semangat dan kualitas pengajaran mereka.
Sambutan positif datang dari Kristina, seorang guru di pedalaman Kabupaten Gunung Mas. “Program 5.000 Rumah ini sangat memudahkan guru-guru, terutama yang masih tinggal di rumah dinas, untuk memiliki rumah sendiri tanpa harus menabung bertahun-tahun,” ujarnya.
Namun, Kristina juga menyoroti kurangnya sosialisasi program ini di kalangan guru-guru di pelosok Kalteng. “Saya berharap pemerintah lebih gencar menyosialisasikan program ini agar lebih banyak guru di pelosok yang tahu dan bisa memiliki hunian sendiri,” tambahnya.
Kristina berharap agar program ini dapat berlanjut, mengingat masih banyak guru yang memerlukan bantuan kesejahteraan. “Meskipun sudah menerima gaji dan tunjangan, rasanya belum cukup untuk membeli rumah. Program ini adalah bentuk apresiasi yang sangat baik untuk guru-guru, terutama yang mengajar di pelosok,” tutupnya.
Program 5.000 Rumah Guru Berkah ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan tempat tinggal, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kalimantan Tengah.
Simak Berita Lainnya dari Cyrustimes dengan Mengikuti di Google Berita
