Lahat– Situasi sosial politik di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, memanas menjelang Pilkada serentak 2024. PJ Bupati Lahat, Imam Pasli, ditengarai tidak netral dan diduga terlibat dalam upaya memenangkan salah satu calon bupati, Yulius Maulana.

Aksi protes dari masyarakat Lahat telah beberapa kali terjadi, di antaranya demo di kantor bupati dan rumah dinas, yang memprotes kebijakan Imam Pasli yang dinilai terlalu condong kepada Yulius Maulana.

Tindakan ini dinilai mencederai prinsip demokrasi serta memberikan contoh buruk bagi pendidikan politik di Lahat.

Sebagaimana diketahui, KPU Lahat telah menetapkan tiga pasangan calon yang akan bersaing dalam Pilkada Lahat. Pasangan nomor urut 1 adalah Yulius Maulana-Budiarto, nomor urut 2 Bursah Zarnubi-Widia Ningsih, dan nomor urut 3 Lidyawati-Haryanto.

Aktivis Nasional, Pendiri HMI Cabang Lahat, putra daerah Kabupaten Lahat, Oktaria Saputra, menyuarakan keprihatinannya atas dugaan keterlibatan PJ Bupati yang dianggap terlalu jauh dalam mendukung Yulius Maulana.

“Kami mendapatkan informasi bahwa puluhan PJ Kades diberhentikan karena menolak berkompromi untuk memenangkan Yulius Maulana,” ujar Okta pada Minggu (29/9/2024).

Menurut Okta, sejumlah PJ Kades bercerita bahwa mereka diminta mendukung Yulius dan mengikuti arahan tertentu. Bahkan, dalam sebuah pertemuan di Blok C Kabupaten Lahat, setiap PJ Kades diminta menyetorkan Rp1 juta per bulan dari penghasilan tetap mereka untuk mendanai posko pemenangan Yulius.