Seorang Pelajar Diamankan Densus 88 Anti Teror Polda Sulawesi Selatan Terkait Dugaan Jaringan Terorisme
Saat ditanyakan apakah anaknya ada aktivitas yang lain atau bekerja, kata dia, anaknya masih kelas 3 SMA, dan hanya mengajar di rumah hafidz tersebut.
“Tidak kerja, cuma dia membina (mengajar) di rumah hafidz, kaya ustad ji begitu. Dia mengajar di sana di pondoknya Rumah Tahfidz Grafis, RTG,” ucapnya.
Namun demikian, dirinya tidak mengetahui pasti tempat mengajarnya, namun sepanjang pengetahuannya ada beberapa cabang rumah tahfidz tersebut.
“Saya tidak hafal semua cabangnya. Tapi sudah lama mi. Dia langsung ditangkap tadi. Adiknya yang bungsu tadi bilang ditangkap ki’ Ammar, Ummi,” tuturnya menirukan.
Penangkapan anaknya sekitar 300 meter dari rumahnya. Saat diamankan, ia tidak berada di lokasi, serta tidak mengetahui ihwal penangkapan anaknya.
“Saya tidak ada di lokasi. Saya pergi cari informasi, kebetulan di depan ada mobil polisi, di situ saya bertanya.
“Saya bertanya tadi, ada pak RW juga. Pak RW bilang, iya aman itu anak ta. Yang penting jangan disakiti,” katanya lagi.
Mengenai aktivitas sehari-hari terduga apakah ada hubungan dengan jaringan terorisme, kata dia, tidak mengetahui pasti soal itu, karena aktifitasnya hanya beribadah dan mengajar Alquran.
“Tidak ada, salat ke masjid, biasa di sini. Di rumah juga tidak pernah keluar-keluar kalau tidak saya suruh keluar,” ucapnya lagi.
Sementara, Kepala Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto saat dikonfirmasi wartawan mengatakan belum memonitor adanya penangkapan tersebut. Meski demikian, pihaknya dalam waktu dekat akan memberi keterangan soal itu. “Belum monitor,” singkatnya.