KOTAWARINGIN BARAT – Yayasan Betang Borneo Indonesia (YBBI) baru-baru ini menyelenggarakan workshop pelatihan penggunaan Tools Assessment untuk mengukur ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan serta pola interaksi mereka dalam mengelola hutan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendalami dan melestarikan kearifan lokal Suku Dayak Tomun di Desa Kubung, Kecamatan Delang, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.
Workshop yang berlangsung di aula pertemuan Friends of Nature, People and Forest (FNPF) Kecamatan Kumai ini mengundang lima warga Desa Kubung untuk dilatih sebagai enumerator lokal. Mereka diberi pelatihan untuk menggunakan panduan assessment berbasis partisipasi masyarakat, yang mencakup identifikasi berbagai aspek kehidupan masyarakat adat Dayak Tomun, seperti asal-usul, nilai budaya, sistem kepercayaan, serta pola pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Direktur YBBI, Afandy, menjelaskan pentingnya pelatihan ini. “Mayoritas peralatan ritual Suku Dayak bersumber dari hutan. Jika hutan hilang, maka budaya ini juga akan hilang. Melalui pelatihan ini, kami berharap enumerator lokal dapat mengidentifikasi dan mendokumentasikan kearifan lokal masyarakat Dayak Tomun yang ada,” ujar Afandy.
Pelatihan ini juga berfokus pada pengelolaan hutan berkelanjutan dan teknik pertanian tradisional yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat adat. Dengan begitu, diharapkan proses pendataan ini dapat mendukung pengembangan kebijakan partisipatif yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Program Manager YBBI, Agustiandry, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program transisi energi yang didukung oleh Uni Eropa, dan diimplementasikan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) serta Auriga Nusantara, dengan YBBI sebagai mitra pelaksana. “Pengumpulan data ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi masyarakat dalam mendorong kebijakan partisipatif di tingkat desa dan daerah,” katanya.
Desa Kubung, yang memiliki luas wilayah lebih dari 3.600 hektar dan dihuni oleh 175 kepala keluarga atau sekitar 475 jiwa, sebagian besar berada dalam kawasan Hak Penguasaan Hutan (HPH) PT SBK. Lebih dari 70 persen wilayah desa tersebut terletak di bawah pengelolaan HPH perusahaan, yang menambah urgensi inisiatif ini untuk melestarikan kearifan lokal dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Melalui pendekatan partisipatif ini, YBBI berharap dapat menghasilkan kebijakan yang lebih inklusif dan selaras dengan kebutuhan serta potensi masyarakat lokal, khususnya dalam menjaga keberlanjutan hutan dan sumber daya alam yang ada.
Untuk informasi lebih lanjut, media dapat menghubungi Afandy, Direktur YBBI, melalui telepon atau WhatsApp di nomor 0822-5153-2515.
Tentang YBBI
Yayasan Betang Borneo Indonesia (YBBI) adalah sebuah organisasi yang berfokus pada perjuangan hak-hak masyarakat adat di Kalimantan Tengah. YBBI aktif dalam berbagai upaya pelestarian budaya lokal dan keberlanjutan lingkungan.
Simak Berita Lainnya dari Cyrustimes dengan Mengikuti di Google Berita
