Fairid Naparin dan Ivo Sugianto Sabran Miliki Insentif Elektoral Tinggi
“Bisa dilihat dari cek ombaknya dulu, Ketika ada nama Ivo contohnya dimunculkan, bagaimana persepsi publiknya, apakah tanggapan positifnya banyak, apakah bisa menjadi jawaban untuk masyarakat sebagai pemimpin di daerahnya kedepannya,” tuturnya.
Ia memaparkan, terdapat faktor lain penilaian masyarakat dalam memilih calon Wali Kota Palangka Raya di Pilwalkot mendatang.
“Bisa dilihat dari partai pengusungnya siapa, kemudian dari calon wakilnya siapa, jadi partai bila menunjuk satu calon, bagaimana nanti persepsi prefrensi masyarakat terahadap pemimpin Perempuan misalnya,” jelasnya.
Dia juga menyinggung terkait nama Fairid Naparin sebagai petahana di bursa calon Wali Kota Palangka Raya.
“Tentunya dia (Fairid) sudah memiliki gambaran awal bagaimana medan perang (politik) di Kota Palangka Raya ini. Hal itulah yang tidak bisa kita pungkiri dan menjadi Insentif electoral bagi Fairid sebagai petahana,” imbuhnya.
Namun, ia berpendapat akan ada hal menarik jika kedua nama seperti Ivo Sugianto Sabran dan Fairid Naparin muncul di Pilwalkot 2024.
“ini jika dimunculkan di episode selanjutnya, bagaimana nanti posisi wakilnya siapa, dari situ bisa terlihat cara memilihnya seperti apa,” jelasnya.
Ia juga menilai keduanya merupakan sosok yang sangat populer di Kota Palangka Raya dan memiliki insentif electoral yang tinggi.
“Satu, Fairid memiliki citra sebagai pemimpin muda dan sebagai pemimpin partai dengan jumlah anggota terbanyak Golkar di Palangka Raya. Kemudian Ivo dengan latar belakangnya tentu punya kapasitas dengan public speakingnya bagus dan juga aktif di organisasi-organisasi kepemudaan Wanita di Kota Palangka Raya. Saya kira dua-duanya punya modal yang kuat,” pungkasnya.
