Harga Beras Naik, Pengamat Sebut Efek Pasca Pemilu 2024

Dosen FEB UPR / Peneliti INTEREST, Suherman /foto:istimewa

Sedangkan, lanjut Suherman, kalau berbicara dampak langsung pemilihan umum (pemilu) 2024 dengan harga pangan tersebut belum bisa dipastikan. Namun yang pasti kemungkinan adanya kenaikan harga bisa jadi karena meningkatnya permintaan dan pengeluaran masyarakat, serta adanya potensi konflik dan ketidakstabilan politik pasca pemilu 2024.

Selain itu bisa kita anggap bahwa tradisi menjelang Ramadhan juga turut berpengaruh terhadap harga pangan, karena biasanya permintaan akan bahan pangan utama kayak beras, telur, daging, dan minyak goreng, akan mengalami peningkatan seiring dengan persiapan masyarakat menyambut bulan suci ramadhan.

“Hal itu tentunya bisa menyebabkan kelangkaan dan keterbatasan pasokan, sehingga harga menjadi naik. Tapi perlu dilakukan riset yang komprehensif untuk memastikan akar masalah dari kenaikan harga ini,” tuturnya.

Dengan efek harga pangan yang meroket  dikhawatirkan masyarakat akan punic buying hal itu j berkiblat pada masa Pandemi COVID-19 kenaikan harga yang  meroket bisa memicu panic buying bagi masyarakat, khususnya  terutama kalau disertai dengan informasi yang tidak benar, tidak transparan, atau menyesatkan.

Panic buying itu merupakan perilaku membeli barang dalam jumlah besar karena takut kehabisan atau tidak tersedia di masa depan. Panic buying bisa berdampak negatif bagi ketersediaan dan stabilitas harga pangan, karena bisa menimbulkan kelangkaan yang parah.

“Oleh karena itu alangkah baiknya panic buying sebaiknya dihindari dan jadi konsumen yang rasional dan bijak dalam menyikapi suatu fenomena perubahan harga seperti sekarang ini,” terangnya.

Loading poll ...
Tutup
KERJA SAMA DENGAN KAMI_20250629_231916_0000

You cannot copy content of this page