Harga Gas Elpiji 3Kg Bersubsidi di Kalteng Tak Bersahabat, Ada Apa?
PALANGKA RAYA – Perbincangan tentang harga Gas Elpiji 3Kg bersubsidi di Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadi sorotan menarik di tengah kehidupan masyarakat yang dinamis.
Hal ini turut disoroti pengamat ekonomi, Suherman yang merupakan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Palangka Raya (UPR) serta Peneliti di Institute for Economic Research and Training (INTEREST).
Menurutnya, sebagai kebutuhan pokok yang tak terhindarkan, stabilitas harga gas elpiji 3Kg bersubsidi sangat mempengaruhi kesejahteraan dan ekonomi keluarga.
“Baru-baru ini, kita survei harga gas elpiji 3Kg di Kalteng tercatat sekitar Rp 35 ribu – 45 ribu. Meskipun stabil pada rentan harga tersebut, angka ini menimbulkan pertanyaan di kalangan konsumen mengenai kebijakan harga yang diterapkan,” kata Suherman kepada cyrustimes, Kamis 4 April 2024.
Di satu sisi, lanjut dia memaparkan, stabilitas harga memberikan kepastian kepada konsumen. Namun di sisi lain, ada harapan untuk penyesuaian harga yang lebih menguntungkan.
“Terutama mengingat fluktuasi ekonomi yang terus berlangsung saat ini. Untuk HET Gas Elpiji 3Kg harusnya di angka Rp 22 ribu, namun faktanya masyarakat Kalteng membeli dengan harga 30 ribu ke atas,” paparnya.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memang telah mengambil langkah-langkah preventif untuk mengendalikan inflasi, termasuk mengadakan pasar murah guna menjaga agar harga kebutuhan pokok tetap terjangkau bagi masyarakat.
Namun, pertanyaan kemudian muncul, apakah langkah-langkah ini sudah cukup untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas harga dan daya beli masyarakat?
“Fakta yang beredar menunjukkan, bahwa masyarakat mengharapkan lebih dari sekadar stabilitas harga bahan pangan saja, mereka menginginkan harga yang adil untuk bahan bakar mereka memasak,” tuturnya.
Selain itu, masyarakat menginginkan kebijakan yang lebih responsif dalam menyesuaikan harga sesuai dengan perubahan kondisi ekonomi.
“Hal ini tidak hanya akan membantu meringankan beban ekonomi keluarga, tetapi juga mendukung stabilitas ekonomi secara keseluruhan,” terangnya.
Ditambah semakin dekat hari raya Idul Fitri, permintaan masyarakat Kalteng akan gas elpiji 3Kg diprediksi akan meningkat.
“Ini menjadi peluang bagi pemerintah daerah untuk menunjukkan kepedulian dan responsivitas nya terhadap kebutuhan masyarakat dengan mempertimbangkan penyesuaian harga yang lebih bersahabat bagi konsumen,” ujarnya.
Lantas, jika harga masih stabil di angka Rp 35 ribu, masyarakat harus mengadu kepada siapa? Sepertinya harus ada tindakan tegas kepada para pengecer di Kalteng yang menjual Gas Elpiji 3Kg bersubsidi diatas HET.
“Saya yakin menjelang lebaran permintaan akan gas elpiji di Kalteng semakin meningkat, potensi permainan dan Mark Up harga bisa terjadi,” ungkapnya.
Menurutnya, kalau tidak ada keseriusan dari pihak terkait dalam mengatasi hal ini, masyarakat Kalteng akan terbebani secara berkelanjutan.
“Kita ingin masyarakat ini dapat mengakses pangan dengan harga murah serta bahan bakar dapur mereka juga terjangkau harganya,” tutupnya.
Simak Berita Lainnya dari Cyrustimes dengan Mengikuti di Google Berita