“Kelemahan pendidikan di Lahat adalah kurangnya tenaga guru berkualitas dan prasarana pendidikan yang tidak memadai. Semua itu harus segera diatasi,” ungkapnya.

Pendidikan itu bukan hanya pengajaran tapi menyangkut seluruh aspek di dalam diri manusia. Bukan cuma kognisi tapi juga mental dan karakter. bukan hanya pikiran tapi juga spiritnya. jadi pendidikan adalah syarat mutlak untuk melakukan perubahan transformasi bagi masyarakat, di mana seorang pemimpin kalau ingin menciptakan pembangunan itu disebut berhasil maka utamakan lah pendidikan.

“Jadi tidak boleh ada masyarakat yang tidak sekolah, walaupun miskin harus tetap sekolah, karenanya negara harus hadir,” katanya.

Bursah bercita-cita untuk mendirikan universitas teknologi di Lahat yang akan fokus pada pengembangan sains, teknologi, dan inovasi, sebagai upaya untuk menciptakan generasi muda yang siap bersaing di tingkat nasional maupun global. Hal itu sangat memungkinkan apabila pendapatan asli daerah bisa digenjot, ruang fiskal anggaran memadai, dan investasi bisa dikelola dengan baik.

Dengan pendidikan yang maju, katanya, tidak hanya menciptakan masyarakat yang cerdas, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Industrialisasi

Lebih lanjut, Bursah Zarnubi menyampaikan rencananya untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam Kabupaten Lahat melalui industrialisasi, terutama di sektor pertanian dan perkebunan. Ia menyoroti besarnya potensi komoditas kopi, karet, dan padi yang jika dikelola dengan baik melalui industrialisasi, dapat membuka puluhan ribu lapangan pekerjaan baru.

“Misalnya, produksi kopi di Lahat yang mencapai 60.000 ton per tahun, jika diintegrasikan dengan daerah sekitar, bisa mencapai 180.000 ton. Dengan industrialisasi, kita bisa memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan para petani,” jelasnya.

Bursah juga menekankan pentingnya modernisasi dalam sektor pertanian, seperti perbaikan sistem irigasi dan penggunaan bibit unggul untuk meningkatkan produktivitas lahan. Ia mengutip contoh dari negara-negara seperti Vietnam dan Thailand yang berhasil meningkatkan hasil pertanian mereka melalui inovasi dan teknologi.

“Vietnam dan Thailand itu bisa menghasilkan padi 12-14 ton per hektar. Mereka bisa, kenapa kita tidak bisa. Masyarakat tidak boleh dibiarkan bekerja sendiri, pemerintah mesti intervensi,” katanya.

Bursah optimis, jika industrialisasi di sektor pertanian dan perkebunan seperti kopi dan karet dioptimalkan akan turut menopang pembangunan kota.

“Secara teori kalau pedesaan itu tidak menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang bagus maka kota juga tidak akan tumbuh karena daya beli masyarakat rendah,” katanya.

Milenial dan Pembangunan

Dalam konteks menjadikan manusia sebagai subyek pembangunan, Bursah akan menaruh perhatian serius terhadap generasi milenial. Generasi milenial, bersama dengan generasi Z dan Alpha, adalah lapisan muda masyarakat yang sangat dekat dengan teknologi dan tumbuh bersama perkembangan pesat internet.

“Mereka adalah masa depan bangsa, dan kita harus memastikan bahwa mereka siap menghadapi tantangan yang akan datang,” katanya.