Luthiani, Empat Dekade Menjaga Tradisi Manyipet di FBIM 2025

Luthiani, peserta Manyipet asal Barito Selatan.

CYRUSTIMES, PALANGKA RAYA – Di tengah riuh Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025, satu nama kembali menyita perhatian dalam lomba manyipet (meniup sumpit) yang digelar di Stadion Tuah Pahoe, Rabu, 21 Mei 2025. Dialah Luthiani, peserta asal Barito Selatan yang telah lebih dari empat dekade melestarikan tradisi Dayak ini.

Luthiani bukan sekadar peserta. Ia adalah saksi hidup perkembangan manyipet sejak 1985, saat tradisi ini mulai tampil dalam ekshibisi di Universitas Palangka Raya dan kemudian di Pekan Olahraga Nasional (PON) XI di Jakarta.

“Dari tahun 1985 saya sudah ikut. Dulu ekshibisinya di UPR, lalu dilanjutkan di Jakarta waktu PON. Dari awal sampai sekarang saya terus ikut,” ujar Luthiani.

Manyipet bagi masyarakat Dayak bukan hanya olahraga, melainkan bagian dari warisan budaya yang diturunkan lintas generasi. Setiap tahun, FBIM menjadi panggung untuk merawat dan memperkenalkan tradisi itu kepada publik, termasuk generasi muda. Bagi Luthiani, sumpit bukan sekadar alat, melainkan jalan hidup.

“Hari-hari latihan. Berburu juga bagian dari latihan. Dulu kami biasa tembak sasaran vertikal—pakai tiang 17 meter, ada burung di atasnya,” kenangnya.

Namun, dalam perlombaan tahun ini, hanya jenis sasaran mendatar yang digunakan. Ia berharap ke depan variasi bentuk tantangan seperti sasaran vertikal atau bergerak dapat dihadirkan kembali. “Supaya lebih bervariasi,” ujarnya.

Sebagai atlet senior, Luthiani bukan nama baru di daftar juara. Ia pernah meraih peringkat pertama, kedua, dan tahun lalu berada di posisi kelima. Meski begitu, prestasi bukan satu-satunya tujuan.

Berita Terkait

Tutup