Minim Elektabilitas, Pengamat Khawatir Ada Bacalon Gubernur Kalteng Hanya Boneka Politik?

Ilustrasi Boneka Politik

PALANGKA RAYA – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kalimantan Tengah (Kalteng) 2024 mendatang, banyak tokoh dari berbagai kalangan bermunculan mendaftar sebagai bakal calon (Bacalon) Gubernur.

Pengamat politik Kalteng, Ricky Zulfauzan mengatakan, banyaknya tokoh yang mendaftar Bacalon sah-sah saja, tentunya untuk variasi menu partai politik untuk Calon Gubernur kalteng yang diusung nanti.

“Meski secara elektabilitas masih dibawah rata-rata serta kurang memiliki ketokohan, namun hal itu bisa diperbaiki seiring berjalannya waktu,” kata Ricky Zulfauzan, Jum’at 10 Mei 2024.

Ricky menyoroti para tokoh yang mendadak mendaftar sebagai Bacalon Gubernur Kalteng dikhawatirkan hanya dijadikan alat politik untuk suatu kepentingan.

“Permasalahannya para tokoh yang mendaftar bakal calon ini disinyalir hanya menjadi alat politik dan boneka untuk memecah suara,” ujarnya.

Ia menyebut beberapa tokoh ini masih belum jelas terkait motivasinya ikut mendaftar sebagai Bacalon Gubernur Kalteng. Namun, jika dilihat secara kasat mata, tentunya banyak putra-putri terbaik Kalimantan Tengah ingin berkontribusi dalam kemajuan daerah melalui jalur eksekutif.

“Secara normatif yang bisa dilihat adalah bahwa semakin banyak putra putri terbaik Kalteng yang ingin berkontribusi dalam kemajuan Kalteng melalui jalur eksekutif,” sebutnya.

Namun, menurut Dosen Fisip UPR tersebut menjelaskan, apabila nantinya KPU membuka pendaftaran dan para bacalon mundur, tidak berisiko dari sisi hukum apabila mereka hanya mendaftar di partai politik.

“Yang berisiko adalah tokoh yang sudah ditetapkan oleh KPU sebagai calon gubernur. Namun Para calon gubernur yang mundur setelah ditetapkan sebagai calon bisa diancam pidana minimal 24 bulan dan maksimal 60 bulan,” pungkasnya.

Simak Berita Lainnya dari Cyrustimes dengan Mengikuti di Google Berita

Tutup

You cannot copy content of this page