[Opini] Paradoks Daun Sawit, Oksigen?
Istilah yang dipopulerkan oleh Rocky Gerung yaitu “Obat Dungu” pada judul bukunya, agaknya tepat dipinjam untuk membedah keblunderan narasi tersebut. Setidaknya, kesadaran masyarakat dapat bertumbuh dan kritis menalarkan argumen yang disampaikan dalam Arahan Presiden. Secara khusus, kutipan pernyataan Prabowo Subianto ketika mengakhiri arahannya secara lengkap dari kanal youtube Sekretaris Presiden adalah sebagai berikut:
Saya sampai, kalau keliling luar negeri, saya sampai merasa “Banyak negara terlalu berharap dari Indonesia”. Saya sampai ngeri sendiri, terlalu berharap, disangka kita ini sudah jadi apa begitu, minta kami mohon ini. “Terutama mereka sangat membutuhkan kelapa sawit kita, ternyata kelapa sawit jadi bahan strategis rupanya, banyak negara itu takut tidak dapat kelapa sawit, bayangkan itu”. Jadi jagalah ya para Bupati, Gubernur, para pejabat tentara, polisi. Jagalah kebun-kebun kelapa sawit kita, dimana-mana itu aset, aset negara dan saya kira ke depan kita juga harus tambah tanam kelapa sawit. Nggak usah takut, apa itu katanya? Apa membahayakan, apa itu deforestation ya kan? Namanya kelapa sawit ya pohon, ya kan? Benar enggak?. Kelapa sawit itu pohon, ada daunnya kan? Ya dia keluarkan oksigen, dia menyerap karbon dioksida.
Seperti pernyataan di atas, bahwa sawit memang memiliki daun. Salah satu struktur kecil pada permukaan daun adalah stomata, yang fungsi utamanya yaitu respirasi, transpirasi dan fotosintesis. Dengan fungsi utamanya tersebut, stomata memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida dan mengubahnya menjadi oksigen.