KAPUAS – Jembatan Desa Terusan Raya yang menjadi harapan mempermudah mobilitas masyarakat sekitar dalam melakukan kegiatan sehari-sehari harus sirna. Dikarenakan Jembatan yang masih dalam proses pengerjaan tersebut ambruk pada hari Minggu, (23/2/2025).
Jembatan yang menghubungkan ke beberapa desa di Terusan dan sekitarnya menuju Kota Kuala Kapuas sudah diimpikan masyarakat setempat sejak lama.
Pasalnya, berdasarkan informasi yang beredar, masyarakat di Desa Terusan terisolasi selama puluhan tahun dikarenakan tidak tersambungnya akses jalan darat di wilayah tersebut.
Ditambah selama ini masyarakat hanya mengandalkan jalur sungai dengan banyaknya keterbatasan. Padahal, wilayah tersebut memiliki hasil pertanian yang sangat potensial dan merupakan lumbung padi bagi Kabupaten Kapuas dan Kalimantan Tengah.
Pada tahun 2024, kala itu Kabupaten Kapuas masih dibawah kepemimpinan Pj Bupati, Erlin Hardi, Pemerintah setempat telah menganggarkan Rp 27 Miliar dengan menggunakan dana APBD.
“Ini Jembatan itu memang mangkrak selama 10 tahun dan tidak ada kejelasan kelanjutannya padahal tiang dan oprit jembatan sudah dibangun dari seberang menyebrang sungai. Tahun ini sudah kita anggarkan melalui APBD Kabupaten Kapuas sebesar 27 Miliar Rupiah untuk menyelesaikan jembatan tersebut,” ujar Erlin Hardi saat masih menjabat Pj Bupati Kapuas, Sabtu 3 Maret 2024.
Menurutnya saat itu, jembatan penghubung merupakan fasilitas yang sangat penting untuk mobilitas warga dan barang sebagai jalur distribusi pertanian dan lainnya.
“Harapannya agar akses masyarakat Terusan bisa lancar sehingga dampak perkembangan kawasan bisa kita lakukan dalam berbagai sektor,” pungkasnya.





Namun, belum genap satu tahun dan belum rampung dikerjakan, Jembatan di Desa Terusan Raya kini Ambruk dan penyebabnya masih menunggu informasi lebih lanjut.
Berdasarkan informasi sementara dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Kabupaten Kapuas, Yan Hendri Ale, menjelaskan mengenai penyebab robohnya jembatan di Desa Terusan Raya. Menurutnya, kejadian ini disebabkan oleh turunnya perancah atau apar-apar penahan baja jembatan.
“Ada dua apar-apar perancah yang turun amblas yang menyebabkan penurunan rangka baja,” ujar Ale saat di konfirmasi melalu pesan singkat oleh redaksi cyrustimes.com, Sabtu (23/2/2025)
Dia juga menjelaskan bahwa di lapangan, baja jembatan sudah terpasang dan tersambung sekitar 95%. “Namun, baut belum dikencangkan karena masih dalam proses pengaturan lengkung baja jembatan,” tambahnya.
Selain itu, proses pengaturan kelengkungan jembatan pelengkung pada abutmen juga belum selesai, yang menjadi alasan mengapa baut di abutmen belum dikencangkan. “Baut di abutmen belum seting karena masih seting terakhir untuk kelengkungan jembatan pelengkung,” jelasnya.
Untuk memberikan informasi lebih jelas, Ale menambahkan bahwa setelah kunjungan lapangan oleh Wakil Bupati Kapuas, Dodo, dan rombongan, pihaknya akan mengadakan press release secara resmi. “Selanjutnya, untuk lebih jelasnya lagi, besok setelah kunjungan lapangan Pak Wabup dan rombongan, akan dilakukan press release secara resmi,” pungkasnya.
