[Video] Teriakan ‘Hidup Dayak’ Menggema dalam Aksi Demo Menolak Kehadiran GRIB Jaya di Kalteng
Potensi Politisasi dan Kekhawatiran Terhadap IKN
Selain itu, Chornelis mengungkapkan kekhawatiran adanya potensi politisasi di balik hadirnya GRIB Jaya, terutama dengan letak Kalteng yang semakin dekat dengan Ibu Kota Negara (IKN). Menurutnya, ormas-ormas yang berkembang pesat di Jakarta bisa saja mencoba mencari peluang untuk memperkuat pengaruhnya di Kalimantan Tengah, sebuah daerah yang dinilai akan semakin berkembang setelah IKN dipindahkan.
“Masyarakat Kalteng selama ini hidup damai. Jangan sampai persoalan yang terjadi di luar daerah dibawa ke sini dan merusak keharmonisan yang sudah ada,” ujarnya dengan tegas.
Tidak Ada Jaminan Keamanan di Masa Depan
Meski saat ini kehadiran GRIB Jaya belum menimbulkan konflik, Chornelis mengingatkan bahwa siapa yang bisa menjamin bahwa ormas ini tidak akan menimbulkan masalah di kemudian hari. “Sekarang mungkin mereka santun, tapi siapa yang bisa menjamin kalau besok atau tahun depan mereka masih seperti ini? Kami khawatir akan ada gesekan di masa mendatang,” pungkasnya.
Tanggapan DPRD Kalteng: Aspirasi Diterima, Keputusan di Tangan Pimpinan
Sementara itu, pihak DPRD Kalteng menerima perwakilan dari Aliansi Dayak Bersatu untuk menyampaikan aspirasi mereka. Namun, pada hari itu, baik Ketua maupun anggota DPRD Kalteng tidak hadir di tempat. Hal ini disampaikan oleh salah satu staf DPRD Kalteng, Diwung, yang bertindak sebagai narahubung dalam pertemuan tersebut.
“Intinya kami menerima aspirasi masyarakat, tetapi kami bukan yang memutuskan. Kami akan menyampaikan ini kepada pimpinan kami, karena keputusan ada di tangan mereka. Kami hanya staf yang menyampaikan aspirasi,” kata Diwung.