“Hasan Nasbi jika direncanakan di reshuffle itu amat baik, sehingga citra pemerintah menjadi lebih baik dari sisi menghormati kebebasan pers,” ujar Efriza.

Ia menilai gaya komunikasi Hasan Nasbi terkesan arogan, terutama dalam merespons kasus teror kepala babi ke Kantor Tempo.

“Sebagai kepala komunikasi dengan gaya bicaranya yang arogan ini amat sangat buruk, dalam hubungan Presiden dengan pers dan juga terkesan Pemerintahan sekarang ini tidak menghargai insan pers,” ucapnya.

Karena itu, Efriza menilai evaluasi terhadap Hasan Nasbi penting dilakukan jika pemerintah ingin memperbaiki citra di mata publik.

“Dengan beredarnya isu Hasan Nasbi mundur, diperkirakan memang Hasan Nasbi termasuk yang dipertimbangkan untuk di reshuffle, ini mirip seperti Mendikti Saintek Satryo Soemantri, hal mana Satryo pasca di reshuffle menyatakan dia memilih mengundurkan diri ketimbang menerima fakta ia di reshuffle alias dipecat oleh Presiden Prabowo,” imbuhnya.

 

 

PUPR
BKAD
RSUD
Disarpustaka
Disdik