Meskipun dengan kader internal dan juga mantan Kapolda Jabar, hal itu tidak cukup kuat dalam menghadapi kombinasi populis religius di Jawa Barat. “Kasus Pilgub Jabar 2018 menunjukkan bahwa ekses polarisasi identitas memang berdampak pada PDIP yang kemudian menjadi partai tunggal tanpa koalisi,” kata Wasisto.

Wasisto mengungkapkan, apabila PDIP bersikukuh dengan metode yang sama seperti saat Pilgub Jawa Barat dan Sumatera Utara, maka kemungkinan kalah akan besar. PDIP mungkin hanya akan menjadi pemenang pemilu legislatif, tapi kalah di pilpres.

“Hal itu perlu menjadi semacam referensi penting bagi partai ini untuk melihat pengalaman dua kasus Pilgub sebelumnya untuk strategi politik di 2024,” ungkapnya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menambahkan, PDIP tidak akan mungkin maju sendirian dalam proses Pilpres 2024. Menurutnya, walau kans kemenangan maju sendirian untuk mengusung capres besar bagi PDIP, namun itu membahayakan kabinet terpilih bila menang kelak.

Karena capres terpilih butuh sokongan suara politik yang dibangun sejak proses pemilu. “Tentunya PDIP butuh bantuan suara. Setidaknya PDIP mengamankan 40 persen kursi dan bisa menjadi koalisi di awal dan kemudian menjadi rekan kerja di kabinet apabila sudah terpilih,” ungkapnya.

Sumber:Tirto.id

 

Gubernur
Wali Kota
Bupati
Diskominfo
Disbun
Disdik
Dishut
Alman