Kematian di Arena Sabung Ayam

Foto: Ilustrasi sabung ayam, dok| Rosadi Jamani, Ketua Satupena Kalbar

WAY KANAN– Kita ucapkan belasungkawa buat tiga polisi yang gugur dalam menjalankan tugas. Mereka menghembuskan napas terakhir demi tegaknya hukum.

Langit Kampung Karang Manik memerah. Sore itu, 17 Maret 2025, mentari tak sekadar tenggelam, ia menyaksikan darah mengalir di atas tanah becek, bercampur lumpur dan bulu ayam yang beterbangan.

Tiga polisi gugur. Tiga nyawa melayang. Semua bermula dari perkara sepele, sabung ayam.

Mereka datang dengan niat baik. Menegakkan hukum, katanya. 17 personel gabungan daei Polres Waykanan dan Polsek Negara Batin dikerahkan ke sebuah arena sabung ayam di pelosok Way Kanan. Tugas rutin. Tapi siapa sangka, sore itu berubah menjadi medan perang.

Mereka turun dari mobil patroli dengan keyakinan. Jaket dinas masih rapi. Lencana masih berkilau di bawah cahaya senja. Kapolsek Iptu Lusiyanto memimpin barisan, wajahnya penuh ketegasan.

Bripka Petrus Apriyanto berjalan di belakang, matanya waspada. Bripda Ghalib Surya Ganta, anggota muda yang baru beberapa tahun di lapangan, menggenggam senjata dengan tangan yang sedikit gemetar.

Lalu, dooor!

Tembakan pertama memecah udara. Burung-burung beterbangan dari pohon-pohon sekitar. Suara tembakan bersahutan, memantul di antara bilik bambu dan atap seng yang berkarat.

Lusiyanto terhuyung. Peluru menembus pelipisnya. Seketika ia jatuh ke tanah. Matanya masih terbuka, tapi jiwanya sudah terbang ke langit.

Petrus berteriak. la berusaha menembak balik, tapi peluru kedua menembus dadanya. Napasnya terputus. Tubuhnya tersungkur di atas lumpur. Darah mengalir dari mulutnya, menciptakan genangan merah di bawah tubuhnya.

Loading poll ...
Tutup
KERJA SAMA DENGAN KAMI_20250629_231916_0000

You cannot copy content of this page