CYRUSTIMES, PALANGKA RAYA – Saifullah, konten kreator pemilik akun “Saef Hola” yang membuat video parodi wartawan dan Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), diminta memberikan klarifikasi di kantor Sekretariat Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng, Selasa (22/4/2025). Video tersebut viral dan dianggap meresahkan masyarakat Kalimantan Tengah.
Ketua DAD Palangka Raya, Mambang Tubil, menyatakan bahwa persoalan ini dapat diselesaikan dengan pendekatan budaya huma betang. “Perbuatan yang meresahkan masyarakat bisa diselesaikan dengan perspektif budaya huma betang melalui musyawarah,” kata Mambang.
Mambang menjelaskan, sesuai Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2004, semua orang yang berdomisili di Kalimantan Tengah wajib menghormati hukum adat. “Perda ini berlaku tidak hanya bagi orang Dayak, tetapi juga masyarakat luar yang tinggal di Kalimantan Tengah,” ujarnya.
Pertemuan hari ini, menurut Mambang, baru tahap klarifikasi terhadap dugaan pelanggaran adat yang dilakukan Saifullah. “Kami belum memastikan apakah terlapor bersalah atau tidak. Yang menentukan nanti adalah hakim adat,” jelasnya.
DAD tidak memperkenankan terlapor didampingi pengacara formal dalam proses adat ini. “Kita tidak membolehkan penggunaan pengacara karena mereka tidak mengerti tentang hukum adat. Kita hanya mengenal istilah ‘pembela’ saja, dan itu pun jika diperlukan,” tambah Mambang.
Dalam proses hukum adat, jika terlapor merasa keberatan terhadap tuntutan atau dakwaan, dia bisa mengajukan keberatan dan menghadirkan saksi-saksi. Jika terlapor mengakui kesalahannya, tidak perlu mengajukan saksi.
Mengenai sanksi adat berupa “biaya singgir” (denda adat), Mambang menegaskan bahwa terlapor bisa mengajukan keringanan jika tidak mampu membayar. “Pihak yang mendakwa adalah masyarakat adat yang merasa dirugikan, diwakili oleh lembaga adat seperti mantir atau dewan adat,” ujarnya.
Sementara itu, Saifullah mengaku kaget video parodinya sampai menimbulkan kehebohan di Kalimantan Tengah. “Jujur, saya tidak menyangka ini akan menjadi besar. Ini bukan konten parodi pertama saya, karena saya memang berbasis di komedi,” katanya.
Saifullah mengatakan tidak bermaksud untuk viral. “Kalau bisa memilih, saya lebih baik tidak viral. Saya hanya ingin menjadi konten kreator biasa,” ujarnya. Dia juga membantah adanya niatan khusus dalam pembuatan video tersebut.
“Saya sadar telah ceroboh dalam mengambil narasumber. Dalam pandangan saya, saya tidak menjatuhkan siapapun, tetapi saya tidak tahu dalam kacamata pandangan lain,” jelasnya. Saifullah mengakui menambahkan “bumbu-bumbu komedi” dalam videonya, namun tanpa niat untuk menjatuhkan.
Saifullah telah mengklarifikasi dan meminta maaf melalui video yang diunggahnya. Dia mengatakan masih menunggu hasil sidang adat yang akan dilaksanakan pada hari Jumat setelah salat Jumat. “Saya berharap bisa bertemu dengan Gubernur Kalteng Agustiar untuk menyalami beliau dan memohon maaf secara langsung,” pungkasnya.
Simak Berita Lainnya dari Cyrustimes dengan Mengikuti di Google Berita

1 Komentar
I love how you explained this so clearly. Subscribed for more!
Komentar ditutup.