BUNTOK – Pemerintah Kabupaten Barito Selatan terus berupaya mengatasi kesenjangan kualitas pendidikan antara kota dan desa dengan mengoptimalkan program tiga ‘Tas’ yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan fasilitas pendidikan. Hal ini disampaikan oleh Staf Ahli Bupati Barito Selatan, Agus In’Yulius, dalam upaya meningkatkan pemerataan penempatan guru di daerah pedesaan.

Agus menjelaskan bahwa program tiga ‘Tas’ menjadi solusi strategis untuk menjawab permasalahan besar terkait kurangnya minat guru untuk bertugas di desa. Program ini difokuskan pada peningkatan kualitas pengajaran, penambahan jumlah guru, serta perbaikan fasilitas pendidikan di desa-desa yang selama ini minim akses dan fasilitas. “Melalui program tiga ‘Tas’, kami berharap dapat mengatasi permasalahan yang ada di desa dan menciptakan kondisi yang lebih mendukung bagi guru agar mereka betah menjalankan tugasnya di daerah terpencil,” ujar Agus, Senin (4/12/2024).

Salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya minat guru untuk mengajar di desa adalah kondisi geografis dan akses yang terbatas. Jarak yang jauh dan sulitnya infrastruktur membuat guru lebih memilih bekerja di kota dengan fasilitas yang lebih memadai. Di sisi lain, jumlah guru yang terbatas di desa membuat mereka harus mengajar beberapa mata pelajaran sekaligus dengan gaji dan tunjangan yang tidak berbeda jauh dari guru yang bertugas di kota.

Menurut Agus, minimnya fasilitas di sekolah desa seperti gedung sekolah yang tidak memadai, kurangnya akses ke internet, serta terbatasnya fasilitas sosial dan kesehatan menjadi kendala bagi para guru di desa. “Selain itu, biaya transportasi yang tinggi juga menjadi beban bagi guru yang harus bepergian jauh ke kota untuk mengurus administrasi dan kebutuhan lainnya,” jelasnya.

Untuk itu, Agus mengusulkan agar pemerintah daerah memberikan perhatian lebih kepada kesejahteraan guru dengan penambahan insentif di luar tunjangan yang ada, serta memberikan fasilitas yang memadai seperti rumah dinas, sepeda motor, atau bahkan kelotok bagi guru yang bertugas di daerah aliran sungai. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya perbaikan fasilitas sekolah, seperti meubelair, toilet, dan akses internet yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar.

“Beberapa desa di Barito Selatan, seperti Marawan Baru dan Marawan Lama, masih mengalami kesulitan dalam akses internet. Hal ini sangat menghambat proses belajar mengajar, terutama untuk ujian sekolah yang membutuhkan akses online,” tambah Agus.

Sebagai bagian dari proyek perubahan yang diangkat dalam pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXXIII, Agus menekankan pentingnya pemetaan ideal penempatan guru di desa-desa. Pemetaan ini akan disampaikan kepada Penjabat Bupati Barito Selatan dan Dinas Pendidikan sebagai rekomendasi untuk memperbaiki distribusi guru di wilayah pedesaan.

Agus juga mengusulkan penyusunan Draf Peraturan Bupati (Perbup) terkait pemberian insentif tambahan bagi guru yang bertugas di desa terpencil dan di luar kota Buntok. Usulan ini sejalan dengan kebijakan Presiden yang menyampaikan penambahan satu kali gaji untuk guru dan kenaikan honor bagi guru non-Aparatur Sipil Negara (ASN) pada pidatonya tanggal 27 November 2024.