CYRUSTIMES, PALANGKA RAYA – Pengamat ekonomi menilai, Kalimantan Tengah (Kalteng) tidak boleh hanya bergantung pada kekayaan alam mentah seperti perkebunan kelapa sawit dan tambang batubara. Industri Kecil dan Menengah (IKM) dinilai bisa menjadi kekuatan penting untuk membangun ketahanan ekonomi daerah.
“Kalau hanya bergantung pada sektor tersebut, perekonomian Kalteng bakalan rentan terhadap fluktuasi harga komoditas dunia,” kata Suherman, Pengamat Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Palangka Raya (UPR) sekaligus Peneliti di Institute for Economic Research and Training (INTEREST), Rabu (23/4/2025).
Suherman menilai bahwa situasi perekonomian global dan nasional kini makin tidak menentu, apalagi dengan adanya kontroversi kebijakan dagang Amerika belakangan ini. “Disinilah peran penting Industri Kecil dan Menengah menjadi senjata pamungkas dalam menggerakkan ekonomi Kalteng,” ujarnya.
Menurut Suherman, IKM berperan sebagai motor penggerak ekonomi rakyat yang mampu mendorong terciptanya hilirisasi berbasis lokal, lapangan kerja, dan nilai tambah dari komoditas unggulan lokal. “Jika IKM ini dikelola secara baik, sektor ini berpotensi menjadi pilar utama dalam memperkuat daya tahan ekonomi daerah dan mendorong transformasi ekonomi menuju struktur yang lebih sehat dan inklusif,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya IKM karena kontribusinya yang nyata terhadap penciptaan lapangan kerja, terutama di sektor informal dan pedesaan. “IKM bisa jadi tulang punggung ekonomi rumah tangga. Meskipun skala usaha relatif kecil, namun jika padat karya, itu membuat IKM menjadi solusi nyata dalam pengurangan pengangguran terbuka dan pengentasan kemiskinan di desa maupun di kota,” ungkapnya.
Lebih lanjut, pengembangan IKM dinilai mampu mendorong kemandirian ekonomi lokal dan memperkuat ketahanan daerah terhadap guncangan eksternal. “Jadi jika tiba-tiba harga komoditas turun, IKM yang berbasis produk unggulan lokal tetap bisa berproduksi dan menjual ke pasar domestik atau regional. Dengan catatan perlu ada inovasi teknologi, dukungan akses pada pasar dan pelatihan bagi para pelaku usaha,” paparnya.
Namun, penguatan sektor IKM di Kalteng tidak cukup hanya mengandalkan logika pasar. Suherman menegaskan peran pemerintah sangat penting dalam hal ini. “Nyatanya peran negara dalam hal ini pemerintah menjadi sangat penting, seperti kebijakan fiskal daerah yang mendukung ekosistem bisnis, pembangunan sentra IKM, penyediaan akses permodalan, hingga pelatihan teknis dan digitalisasi usaha,” katanya.
Suherman juga menekankan pentingnya data sebagai dasar perencanaan. “Pemerintah daerah perlu menjadikan data sebagai dasar dalam perencanaan, harus punya data IKM yang masih aktif, persebaran sektornya apa saja, kendalanya apa saja, kemudian peta marketnya bagaimana. Pemerintah harus punya gambaran akurat untuk ini agar bisa menciptakan kebijakan yang pro dengan IKM,” ujarnya.
“Kita harus petakan semua potensi produk turunan dari komoditas-komoditas yang dihasilkan oleh Kalteng, kemudian kerja sama dengan IKM untuk menghasilkan produk turunannya agar bisa diperdagangkan baik skala domestik Kalteng, nasional maupun internasional,” pungkasnya.
