“Saya enggak munafik lah. Kalau mau jujur darimana dapat ini semua,” ujarnya.
Tak hanya itu, setiap akhir pekan mereka selalu gunakan waktu untuk berlibur bersama keluarga. Sehingga sangat jarang Andi berada di Jakarta saat akhir pekan.
Bila ada libur nasional dan cuti, mereka selalu menyempatkan diri untuk berlibur ke luar negeri. Bergantung jumlah hari liburnya. “Kalau cuma tiga hari (liburnya) di Asia saja. Singapura, Hongkong,” katanya.
Bila libur panjang apalagi saat anak-anaknya libur panjang mereka akan liburan ke Sidney dan negara lainnya. “Kalau akhir pekan kita di Indonesia aja. Bali, Lombok, Bandung lah,” sambungnya.
Andi pun membeberkan sejumlah cara oknum pegawai dan pejabat Dirjen Pajak mendapatkan fulus yang fantastis
Modusnya yang dilakukan adalah mendirikan sejumlah perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau CV dengan nama orang lain atau orang yang dipercaya seperti keluarga dekat. Uang pun disuplay sesuai kebutuhan perusahaan.
Kualifikasi jenis usaha yang lebih banyak digeluti bergerak di bidang kontruksi, urukan tanah hingga penjualan seperti show room mobil bekas, salon dan restoran. Pilihan bidang konstruksi bisa menggunakan uang tunai dalam belanja barang seperti pembangunan kluster-kluster perumahan yang unitnya bisa antara 10-20 unit per lokasi.
Tentu bekerjasama dengan partner yang lain yang bisa dipercaya. Pembangunan cluster itu, tentunya lebih mudah untuk melakukan pencucian uang. Material bangunan yang didatangkan ke lokasi pembangunan lebih banyak menggunakan dana tunai. Dana tunai tersebut diperoleh dari suap pajak dari sejumlah wajib pajak baik perseorangan maupun perusahaan.
Lebih lanjut Andi mengungkap, selain perusahaan konstruksi, sejumlah bidang usaha yang digeluti adalah dengan membuka usaha jual-beli kendaraan seperti mobil bekas atau second. Masyarakat bisanya lebih cenderung menerima hasil penjualan mobilnya ke show room mobil bekas dengan dana tunai.
Namun hasil penjualan mobil itu setelah dijual nantinya sudah masuk ke rekening usaha yang resmi.
Selain itu, Andi mengatakan, untuk melakukan pencucian uang dapat juga dengan membuka salon-salon kecantikan atau restoran.
Salon kecantikan yang dikelola para istri oknum ASN pajak tidak memperdulikan berapa pendapatan yang diperoleh dari salon tersebut. Yang penting, ada semacam kegiatan usaha yang dana tunai yang diperoleh suami “dicuci” di salon kecantikan tersebut.
Bagi oknum ASN pajak yang tak mau membuka usaha, pencucian uang dapat dilakukan membeli barang berharga seperti emas batangan atau kepingan seperti Aneka Tambang (Antam). Emas-emas tersebut juga merupakan investasi jangka panjang karena harganya akan terus naik setiap tahunnya
Emas-emas tersebut bisanya dibeli per ons dalam bentuk kepingan kecil supaya tidak terdeteksi. Bila dapat duit suap yang diterima semakin besar sesuai dengan jabatan dan tugas yang diemban di Dirjen Pajak, maka pundi-pundi emas pun akan semakin benyak. Biasanya emas-emas tersebut disimpan di deposit box penyimpanan barang berharga di sejumlah bank di Jakarta.

2 Komentar
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.
Komentar ditutup.